Tim Dosen IBT Pelita Indonesia Lakukan Riset Pengembangan Wisata Budaya Berkelanjutan Bakar Tongkar di Rokan Hilir
SABANGMERAUKE NEWS, Pekanbaru - Tim dosen dan peneliti Institut Teknologi dan Bisnis Pelita Indonesia (IBT-PI) melakukan riset pengembangan wisata budaya Bakar Tongkar di Kabupaten Rokan Hilir. Para dosen melakukan kajian tentang prospek pengembangan secara berkelanjutan destinasi wisata budaya Bakar Tongkang yang telah masuk dalam kalender wisata nasional tersebut.
Penelitian ini diketuai oleh Dr Yanti Mayasari Ginting S.Sos, M.Sc, CMA serta dua anggota peneliti yakni Silvia Sari SE, MM dan Helly Aroza SE, M.Ak. Ketiganya merupakan dosen tetap pada kampus IBT-PI Pekanbaru.
Adapun judul penelitian tersebut yakni "Pengembangan Model Destinasi Pariwisata Budaya Berkelanjutan (Sustainable Cultural Tourism Destinations) pada Event Wisata Budaya Bakar Tongkang di Bagansiapiapi, Rokan Hilir, Provinsi Riau".
Penelitian ini terpilih sebagai salah satu riset Penelitian Dasar Unggulan Perguruan Tinggi (PDUPT) tahun 2022 pada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Kemendikbud Ristek RI.
Dalam melakukan riset tersebut, para peneliti telah melakukan sesi diskusi (brainstorming) dengan sejumlah peneliti dan dosen lain, Senin (3/10/2022) di Pekanbaru. Diskusi digelar untuk pematangan konsep penelitian sebelum langkah observasi lanjutan, pengumpulan data dan tahapan riset lanjutan dilakukan.
Dalam sesi brainstorming ini dihadiri sejumlah akademisi dan peneliti dari kampus lain. Di antaranya Dr Suroyo M.Pd yang merupakan dosen Prodi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Riau, Dewi Nasien ST, M.Sc, Ph.D, Muhammad Hasmil Adiya ST, MM, Syahrizal SE, MM. Selain itu juga dihadiri unsur mahasiswa dan kalangan media massa.
Ketua tim peneliti, Dr Yanti Mayasari Ginting S.Sos, M.Sc, CMA menerangkan, brainstorming dilakukan untuk mendapat masukan yang lebih komprehensif dan substantif tentang materi penelitian. Itu sebabnya, pelibatan multidisplin ilmu menjadi penting sehingga riset yang dihasilkan nantinya menjadi lebih terintegrasi dan bersifat aplikatif. Salah satu yang dibahas yakni soal penetapan instrumen pengukuran riset.
"Sesi brainstorming ini menjadi hal yang penting untuk mendapatkan masukan dan sumbangan pemikiran serta kerangka riset akademik. Misalnya, dalam penetapan kuisioner penelitian, pemantapan modeling dan susbtansi penelitian lain yang terkait dengan topik riset," tegas Yanti yang merupakan doktor ekonomi alumnus Universitas Andalas ini.
Yanti menguraikan, riset yang dilakukan timnya berkaitan dengan pengembangan model destinasi pariwisata budaya berkelanjutan (Sustainable Cultural Tourism Destinations). Di mana objek riset yakni event wisata budaya Bakar Tongkang di Bagansiapiapi, Rokan Hilir, Provinsi Riau.
Yanti menjelaskan, penyelenggaraan event wisata Bakar Tongkang merupakan salah satu wisata budaya yang menjadi ikon Provinsi Riau. Di dalamnya ada unsur kultural yang begitu unik.
"Kita tahu, event tahunan yang sudah digelar puluhan tahun ini memiliki karakteristik kultural yang begitu spesifik digelar di tengah masyarakat Rokan Hilir yang multikultural dan kebudayaan Melayu sebagai tuan rumahnya. Namun tetap mampu menunjukkan eksistensi kebudayaannya. Ini salah satu keunikan dari event wisata budaya ini," tegas Yanti.
Penelitian yang dilakukan timnya, kata Yanti, akan memasukkan variabel manajemen pengetahuan (Knowledge Management) lewat pengelolaan modal sosial, modal intelektual dan sumber daya warisan budaya (Cultural Heritage Resources).
Selain itu juga riset menyentuh pada aspek Cultural Tourism Marketing dan kreativitas serta inovasi sebagai basis utama mewujudkan Bakar Tongkang sebagai destinasi pariwisata budaya berkelanjutan.
"Kami berharap penelitian ini bisa mendapat dukungan informasi dan akses data yang terbuka untuk mendapatkan keterangan yang lengkap, sehingga hasil riset bisa lebih mumpuni," pungkas alumnus Magister Manajemen FEB Universitas Gadjah Mada (UGM) ini. (R-05)