Dituding Zulkifli Memimpin Mirip Sinetron, Plt Bupati Kuansing: Jangan Membully, Sekarang Bukan Zaman Batu!
SABANGMERAUKE NEWS, Kuantan Singingi - Kepemimpinan Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Kuantan Singingi (Kuansing) Suhardiman Amby menimbulkan pro dan kontra. Hal ini disebut terkiat gagalnya proses pembahasan perubahan APBD 2022 sesuai dengan batas waktu yang ditentukan undang-undang.
Salah satu tokoh pendiri Kabupaten Kuansing, Zulkifli menilai Suhardiman Amby tidak konsisten dan tidak ikhlas dalam menjalankan roda pemerintahan. Ia menyebut Suhardiman Amby pernah menjegal pelaksanaan Perda APBD murni tahun 2022 dengan memberhentikan semua pemangku kepentingan pengelola dana alokasi khusus (DAK) yang mengakibatkan kerugian kurang lebih Rp 40 miliar.
"Jadi pemimpin itu harus konsisten dan ikhlas," kata Mantan Wakil Bupati Kuansing tersebut, Sabtu (1/10/2022).
BERITA TERKAIT: Sekda Kuansing Menolak Disalahkan Gagalnya APBD Perubahan: Bolanya di DPRD, Kok Gak Dibahas Sejak Awal!
Zulkifli menilai, kondisi-kondisi ketidakkonsistenan tersebut bisa menjadi alat ukur integritas kepemimpinan. Menurutnya, apapun tindak tanduk pemimpin, tidak bisa dilihat dari satu kasus saja, pasti ada huhungan sebab dan akibatnya.
"Lihat hubungannya. Jika perilaku dan kebijakannya baik dari awal awal, tentu para pemangku kepentingan akan menghormatinya, termasuk juga rakyat," ujar Zulkifli.
BERITA TERKAIT: Ketua DPRD Sebut Sekda Dedy Sambudi Menyerah, Kuansing Dipastikan Tanpa APBD Perubahan 2022
Zulkifli kembali menilai permasalahan yang ada saat ini, disebabkan karena Suhardiman Amby sendiri yang sudah berulangkali memainkan peran layaknya dalam sinetron.
"Sudah beberapa episode sinetron yang mereka mainkan, termasuk juga dengan rakyat dan berbagai ormas. Hal-hal yang terkait dengan pengambilan kebijakan itu tentu mempunyai hubungan dengan berbagai aspek lain," ungkap Zulkifli.
Sementara itu, Plt Bupati Kuantan Singingi Suhardiman Amby membantah tegas pernyataan-pernyataan Zulkifli.
Menurutnya, Zulkifli sebagai orang tua, tidak perlu terlalu banyak berkomentar bernada mem-bully. Karena, setiap pemerintahan memiliki gaya dan strategi masing-masing.
"Tidak usah samakan kepemimpinan zaman batu dengan zaman sekarang. Di era pemerintahan dia, emang akur dengan bupatinya? Berkelahi sepanjang hari alias lebih parah," kata Suhardiman.
"Jangan sok-sok hebat dan banyak gaya. Menepuk air didulang namanya tuh," lanjut Suhardiman.
Ia juga mengatakan, saat ini adalah era digitalisasi. Segala sesuatu tentang peristiwa, termasuk masa lampau bisa diakses kembali masyarakat.
Suhardiman juga mengklaim bahwa hubungan dirinya secara personal dengan Ketua DPRD Kuansing Adam masih berjalan baik.
"Tidak ada masalah, walaupun dalam pemerintahan kadang berbeda. Itu biasa. Itulah era moderen sekarang, jangan samakan dengan pola pikir lama," pungkas Suhardiman. (cr4)