Kades di Pelalawan Disebut Terbitkan Ribuan Surat Tanah di Hutan Konservasi TNTN, Apa Kata Bupati Zukri?
SABANGMERAUKE NEWS, Pelalawan - Perambahan kawasan hutan konservasi Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau kian massif dan merisaukan. Yang terbaru, terungkap adanya penerbitan surat keterangan tanah oleh oknum kepala desa dengan luasan mencapai ribuan hektar.
Apa reaksi Bupati Pelalawan Zukri atas penerbitan secara ilegal surat tanah di dalam kawasan paling dilindungi itu?
Bupati Pelalawan Zukri hanya merespon singkat saat ditanyai terkait penerbitan surat tanah oleh Kepala Desa Air Hitam tersebut.
"Sabar ya, nanti saya buat release-nya," kata Zukri saat dikonfirmasi SabangMerauke News, Kamis (29/9/2022).
Diwartakan sebelumnya, perusakan kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) di Kabupaten Pelalawan yang merupakan salah satu tempat perlindungan satwa gajah dan harimau Sumatera, diungkap oleh Kepala Balai TNTN Heru Sutmantoro.
Ia menyebut, terjadi penerbitan surat keterangan tanah (SKT) di dalam kawasan TNTN secara fantastis. Jumlahnya mencapai 1.500 lembar SKT masing-masing luasan 1-2 hektare per surat. Hal itu diketahui saat penangkapan warga. Terungkap, pihak yang menerbitkan SKT adalah Kepala Desa (Kades) Air Hitam di Pelalawan.
"(Kepala Desa) itu sempat mengaku sudah 1.500 SKT yang diterbitkan dalam kawasan Taman Nasional. Satu SKT itu luasnya ada yang 2 hektar. Tapi enggak tahu juga apakah ada yang lebih. Kami tidak tahu juga apakah SKT itu diperjualbelikan. Yang jelas penerbitan surat tanah di dalam kawasan hutan lindung menyalahi aturan," ungkap Heru, Rabu (28/9/2022) lalu.
Oleh sebab itu, Heru mengirimkan surat untuk meminta menghentikan dan mencabut kembali SKT tersebut.
Namun, setelah surat itu dikirim, Heru malah mendapat ancaman dari sekelompok orang. Massa yang berjumlah ratusan orang datang mencoret dinding kantor seksi pengelola wilayah (SPW) 1 Balai TNTN.
Sementara itu, Heru menyebutkan bahwa saat ini total luas TNTN 81.000 hektar. Namun, 40.000 hektar sudah menjadi perkebunan kelapa sawit.
"Sisanya itu yang mesti kita selamatkan dari pelaku perambahan hutan. Meski ada tekanan-tekanan, tetapi kami akan terus maksimal melakukan pencegahan dengan patroli di dalam hutan setiap hari," tegas Heru. (R-03)