DPRD Riau Segera Panggil Manajemen PT PIR Bahas Utang Maskapai Riau Airlines, Pailit atau Tidak?
SABANGMERAUKE NEWS, Pekanbaru - Wakil Ketua Komisi III DPRD Provinsi Riau Zulkifli Indra angkat bicara terkait benang kusut yang melilit maskapai penerbangan Riau Airlines. Diketahui, BUMD milik Pemprov Riau tersebut telah setop beroperasi hampir 10 tahun lamanya. Selain itu, Riau Airlines juga terjerat utang hingga ratusan miliar.
"Sebelum akhir tahun 2022, kami akan menentukan sikap soal nasib Riau Airlines ke depannya," kata Zulkifli, Rabu (28/9/2022).
Zulkifli menerangkan, Komisi III akan meminta penjelasan soal jumlah hutang PT Riau Airlines. Termasuk soal dana milik PT Pengembangan Investasi Riau (PIR) yang dipakai untuk membayar cicilan utang PT Riau Airlines.
BERITA TERKAIT: Akhir Tragis Riau Airlines Konon Sudah Habiskan APBD Ratusan Miliar, Siapa yang Bertanggung Jawab?
DPRD juga akan mempertanyakan kesanggupan pemerintah Provinsi Riau untuk melunasi utang tersebut. Termasuk opsi untuk mempailitkan PT Riau Airlines.
"Akan kita pertanyakan kepada Pemprov Riau nasib PT Riau Airlines. Bagaimana kajiannya apakah dipailitkan atau tidak," ujar Zulkifli.
Politisi Demokrat ini juga menyebut akan memanggil manajemen PT PIR untuk membahas utang PT Riau Airlines.
"Kami juga akan telusuri utang-utang PT Riau Airlines," tegas Zulkifli.
Diwartakan sebelumnya, Gubernur Riau, Syamsuar sepertinya tak ingin menghabiskan pikiran untuk mengurusi benang kusut maskapai penerbangan Riau Airlines. Syamsuar mengaku belum punya rencana dan niat untuk memberesi persoalan BUMD yang saham mayoritasnya dimiliki oleh Pemprov Riau tersebut.
"Belum. Belum ada (rencana) ke sana untuk menyelesaikannya. Itukan lagi bermasalah itu, tidak ada niat lah apalagi sekarang ini," kata Syamsuar kepada SabangMerauke News, Senin (12/9/2022) silam.
Ketua DPD I Partai Golkar Riau ini berdalih masih akan mengkaji lebih awal dan meminta konsultasi dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) serta Kementerian Dalam Negeri.
"Supaya gak salah langkah. Bagusnya gimana, nanti kami bicarakan dengan Kemendagri dan KPK," kata Syamsuar.
Nasib Riau Airlines kini memang makin kabur. Si 'burung besi' terbang tapi bukan lagi membawa penumpang. Kabarnya makin terbang hilang dibawa perjalanan waktu yang makin suram dan tak jelas.
Riau Airlines yang pernah dibangga-banggakan sebagai satu-satunya maskapai penerbangan komersil milik pemda di Indonesia, sejak Januari 2012 lalu telah dicabut izin terbangnya oleh Kementerian Perhubungan RI.
Pemberitaan terakhir kali yang menyedihkan tentang Riau Airlines yakni saat anggota DPRD Riau mendapati pesawat Riau Air teronggok usang dan rusak di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta beberapa tahun silam. Setelah itu, Riau Air nyaris tak pernah diusik lagi, seolah terkubur rapat-rapat.
Riau Airlines pada sekitar 2010 lalu mengalami badai keuangan yang berat. Krisis finansial melanda perusahaan hingga akhirnya terlilit utang dalam jumlah yang besar.
Akibat gangguan serius keuangan, maskapai Riau Airlines berhenti terbang beberapa kali. Sempat hidup sebentar setelah mendapat dana talangan dari PT Pengembangan Investasi Riau (PIR), Riau Air kembali grounded secara permanen
PT PIR yang juga merupakan BUMD Riau belakangan ikut sakit-sakitan usai menalangi dana pinjaman Riau Air di Bank Muamalat. Namun, langkah PT PIR nyatanya tak bisa menyelamatkan Riau Airlines.
PT Riau Airlines sempat menghadapi gugatan pailit di Pengadilan Niaga Medan pada 2012 lalu. Belakangan gugatan kepailitan itu dicabut di tengah jalan disebut-sebut karena PT PIR bersedia membayar cicilan utang Riau Air ke Bank Muamalat. Sejak saat itu, kabar Riau Airlines pun tak kedengaran lagi seiring berhenti terbangnya si burung besi itu. (cr7)