Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Ternyata Ini Penyebabnya
SABANGMERAUKE NEWS - Nilai tukar rupiah bertengger di Rp15.155 per dolar AS pada Selasa (27/9) pagi. Mata uang Garuda melemah 26 poin atau 0,17 persen dari perdagangan sebelumnya.
Sentimen kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), masih menjadi penyebab utama pelemahan nilai tukar rupiah hari ini. Pasar masih berekspektasi, The Fed akan kembali menaikkan suku bunga acuannya secara agresif pada pertemuan mendatang.
Dengan semakin tingginya ekspektasi peningkatan suku bunga acuan yang agresif, imbal hasil atau yield obligasi AS terus meningkat. Bahkan, saat ini yield obligasi 10 tahun AS semakin mendekati level 4 persen.
"Kenaikan suku bunga mendorong permintaan safe haven greenback, membantu mata uang dollar AS sebagai pembelian safe haven pilihan tahun ini," ujar Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, dalam risetnya, dikutip dari kompas.com, Rabu (28/9/2022)
Imbas dari kenaikan suku bunga acuan The Fed juga masih dirasakan oleh mata uang regional Asia lain. Dollar Singapura melemah 0,47 persen, dollar Taiwan melemah 0,57 persen, won Korea Selatan melemah 1,15 persen, peso Filipina melemah 0,03 persen, rupee India melemah 0,44 persen, yuan China melemah 0,59 persen, hingga ringgit Malaysia melemah 0,17 persen. Untuk rupiah sendiri, pelemahan diproyeksi masih akan terus berlanjut. Dengan berbagai ketidakpastian ekonomi global yang dihadapi, nilai tukar rupiah berpotensi terus merosot.
"Pagi ini sudah terlihat melemah dalam, mungkin masih bertahan di bawah Rp 15.300 (per dollar AS) hari ini," ucap Analis Sinarmas Futures, Ariston Tjendra. (*)