Gibran Minta Rocky Gerung Lebih Galak Lagi: Orangnya Jenius, Kritiknya Fair!
SABANGMERAUKE NEWS, Jawa Tengah - Wali Kota Surakarta, Jawa Tengah, Gibran Rakabuming Raka bertemu ke rumah pengamat politik Rocky Gerung.
Meski Rocky sempat melontarkan kata-kata seperti otak kosong, dungu, dan sejenisnya kepada Presiden Republik Indonesia, Jokowi yang merupakan ayah Gibran, Gibran tetap singgah ke rumah Rocky.
Gibran Rakabuming Raka mengakui menerima banyak kritikan dari Rocky Gerung saat bertamu ke rumahnya beberapa waktu lalu.
"Kritikan banyak, akeh (banyak) banget, terkait Bapak (Presiden Joko Widodo) ada, saya sendiri ada, yang lain-lain ada. Otak kosong, dungu, dan lain-lain, dibahas semua," kata Gibran di Surakarta, Senin.
Meski mendapat banyak kritikan dari Rocky Gerung, Gibran mengatakan hal itu cukup rasional dan realistis. Bahkan, dia mengaku ingin banyak belajar dari Rocky.
"Orangnya itu jenius, kritikannya fair. Saya banyak belajar dari beliau, masukannya apa, saya salah apa. Banyak masukan bagus kok," tambahnya.
Dia mengatakan selama ini dia cukup mengikuti kritikan yang disampaikan oleh Rocky kepadanya.
"Ya bagus to. Makanya, daripada ngritik (mengkritik) dari jauh, mending saya datang langsung. Pak, kritik saya dong, langsung face to face (berhadapan), begitu kan enak," katanya.
Dia juga mengaku tidak ada tujuan khusus dari pertemuan di rumah Rocky Gerung di Sentul, Jawa Barat, tersebut.
"Nggak ada tujuan biar dia mlempem atau apa. Silakan, lebih galak lebih bagus," imbuhnya.
Sementara itu, beberapa hal yang mereka bahas dalam pertemuan tersebut antara lain terkait teknologi, genom manusia, dan pergerakan sosial.
"Terkait teknologi, ya Solo kan nggak punya lahan pertanian, perikanan," ujar Gibran.
Rocky Gerung sebelumnya mengungkapkan Gibran kala itu datang untuk berbincang mengenai keadaan Indonesia dari berbagai sisi, termasuk politik hingga ekonomi. Rocky juga menegaskan obrolan tersebut membahas situasi negara yang tidak baik-baik saja.
"Kita bicara tentang apa sebetulnya yang bisa kita ucapkan kepada publik sehingga publik mengerti bahwa Indonesia itu ada di dalam kondisi yang tidak baik-baik saja," katanya dalam wawancara di YouTube Rocky Gerung Official, Sabtu (24/9).
"Jadi saya bilang kalau mau bicara tentang Indonesia yang baik-baik saja, bukan di sini tempatnya. Di sini tempat orang bicara keadaan Indonesia yang tidak baik dari segi ekonomi, dari segi politik dan segala macam," lanjutnya.
Rocky kemudian mengatakan obrolan yang berlangsung hingga dua jam itu juga membahas Presiden Jokowi. Salah satunya mengkritik isu tiga periode yang mencuat menjelang masa Pilpres 2024.
Perbincangan lalu berlanjut ke persoalan partai politik di Indonesia, termasuk membahas seberapa jauh partai politik telah menjalankan fungsinya di tengah masyarakat.
Diwartakan sebelumnya, Kritikus politik Rocky Gerung buka-bukaan soal pertemuannya dengan Gibran Rakabuming Raka pada Jumat (23/9/2022) kemarin. Anak Presiden Joko Widodo yang kini menjabat Wali Kota Solo tersebut menemui Rocky di kediamannya.
Ternyata, sebelum ditemui Gibran, Rocky lebih dulu mendapat panggilan telepon dari kalangan Istana. Ia menyebut kedatangan Gibran tidak direncanakan dalam waktu lama.
"Saya ditelepon gak sampai sehari sebelumnya. Setengah hari saja, kebetulan saya sedang di Sentul. Kemudian Gibran datang," kata Rocky Gerung dalam tayangan YouTube Channel FNN-Rocky Gerung Official disiarkan, Sabtu (24/9/2022) pagi tadi.
Rocky mengungkap kalau pihak dari kalangan Istana tersebut sempat menanyakan soal ketentuan dalam pertemuan tersebut, apakah dilakukan secara tersembunyi.
"Tapi saya bilang, gak apa-apa bawa wartawan pun gak apa-apa. Kan yang namanya ingin bertamu ya bisa saja," kata Rocky.
Isi Pembicaraan dengan Gibran
Rocky mengungkap isi obrolannya dengan Gibran yang berlangsung hampir dua jam. Menurutnya, isi obrolan juga menyinggung soal bahan-bahan yang kerap diperbincangkan dalam konten YouTube Rocky Gerung Official.
"Kami membicarakan soal kondisi Indonesia yang tidak baik-baik. Bicara soal masalah politik dan ekonomi. Soal Indonesia yang tidak baik-baik saja. Sebab, di kediaman saya bukan tempat membicarakan Indonesia yang baik-baik," tegas Rocky.
Rocky mengaku sempat menanyakan alasan Gibran menemui dirinya meski tiap saat dirinya selalu mengeritik Presiden Jokowi yang merupakan ayahnya. Namun menurut Rocky, Gibran tak mempersoalkan hal itu.
"Kata Gibran, ia sebagai anak muda gak terlalu memikirkan soal kritik saya ke Istana. Kan padahal saya juga dibenci Istana," kata Rocky.
Rocky juga sempat menyinggung soal kegagalan kaderisasi dalam tubuh partai politik di Indonesia. Termasuk hal yang terjadi di PDI Perjuangan.
"Soal itu, Gibran tampaknya setuju," jelas Gibran.
Menurut Rocky, Gibran bahkan kerap mendengar kritik-kritiknya tiap hari yang ditujukan ke Istana. Gibran juga memahami posisi dirinya sebagai pengeritik kekuasaan tak akan berubah.
"Bahkan, tiap hari dia (Gibran) nonton channel FNN," terang Rocky.
Gibran Mau Berguru
Ternyata, Gibran cukup mengidolakan Rocky Gerung. Dalam pertemuan tersebut, Gibran sempat menyampaikan ingin berguru kepada Rocky.
Rocky lantas menyanggupi hal tersebut. Namun, karena waktunya terbatas, maka harus ada jadwal khusus yang dibuat. Lagipula menurut Rocky Gerung, tayangan di channel Rocky Gerung Official merupakan bahan yang cukup lengkap.
"Kan kalau mau berguru harus ada jadwalnya. Namanya juga berguru Saya sampaikan kepada Gibran, ya tonton aja channel YouTube saya dan FNN," terang Rocky.
Gak Akan Tertarik Kekuasaan
Meski telah bertemu dengan orang dekat Istana, Rocky menegaskan posisi dirinya sebagai pengeritik tak akan berubah. Sebelumnya, Rocky juga sudah bertemu dengan Menko Marves, Luhut Binsar Panjaitan dalam dialog di RGTV Channel yang baru dibuat.
Rocky menegaskan, dirinya tidak akan tergiur dengan tawaran kekuasaan. Menurutnya, Indonesia yang tak memiliki oposisi, mengharuskan adanya orang yang selalu melemparkan kritik.
"Saya lebih suka mengatur daripada diatur. Saya harus tetap memberi kritik sebagai langkah korektif atas kebijakan dan perjalanan arah bangsa ini. Gak lah, posisi saya tidak akan berubah," tegasnya.
Rocky menyadari pertemuan dirinya dengan Luhut dan Gibran akan memicu kontroversi, baik dari hatter maupun pengagum dirinya. Ia mempersilakan kedua pihak itu untuk mengambil sikap dan pendapat yang berbeda atas pertemuannya dengan kedua orang lingkaran dalam Istana tersebut.
"Ya, silakan saja mereka memberi penilaian dan asumsi. Tapi posisi saya tetap jelas," kata Rocky.
Menurutnya, dirinya kerap melontarkan kritik bukan karena benci apalagi dendam. Namun sebagai sarana pertukaran dan perang ide serta gagasan dengan kekuasaan.
"Gak boleh kritik didasari dendam apalagi kebencian. Kita membutuhkan dialog yang seimbang. Kita perlu ruang bercakap-cakap, meski berbeda pandangan politik. Itulah ruang demokrasi yang sehat," tegas Rocky.
Rocky menegaskan, dirinya tidak memerlukan uang dan jabatan, apalagi dilakukan dengan cara mengemis kekuasaan.
"Yang saya butuh itu kalimat untuk mengeritik dan bercakap-cakap serta kaki yang kuat untuk mendaki. Uang gampang dicari, tapi untuk apa kalau otak tak ada isi pikiran. Kalau uang itu bisa didapat dengan cara menjilat kekuasaan. Buat apa kantong penuh, tapi argumen dan pikiran anda kosong," pungkas Rocky. (R-03)