PKS Tolak Keras Skenario Dua Paslon Pilpres 2024: Stok Pemimpin Banyak di Negeri Ini!
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menolak skenario Pilpres 2024 hanya diikuti dua pasangan calon yang belakangan ini ramai menjadi perdebatan. Wacana tersebut dinilai bakal membatasi tokoh nasional berkualitas yang ingin maju pencalonan presiden.
Ketua Departemen Politik DPP PKS Nabil Ahmad Fauzi juga menegaskan sejak awal partainya konsisten memperjuangkan Pilpres agar diikuti lebih dari dua paslon.
"PKS ingin banyak tokoh nasional berkualitas yang ikut berlaga dalam Pilpres 2024. Masyarakat harus diberikan banyak pilihan untuk memilih presiden," kata Nabil, Senin (26/9/2022).
"Kami meyakini bahwa negeri ini memiliki banyak stok pemimpin yang memiliki kredibilitas, integritas, dan akseptabilitas untuk memimpin Indonesia ke depan," lanjutnya.
Nabil mengungkapkan Pemilu 2024 bisa menjadi momentum bagi partai politik untuk membangun iklim politik yang lebih bersih. Salah satunya menghilangkan politik identitas ekstrem yang selama ini masih kerap menjerat.
Ia juga menilai upaya perbaikan iklim politik tersebut dapat dilakukan dengan memperbanyak pilihan bagi masyarakat, termasuk untuk memilih presiden-wakil presiden dalam Pilpres 2024.
"Selain itu PKS ingin dengan banyaknya calon presiden, maka itu tanda dari berfungsinya peran parpol sebagai wadah kaderisasi kepemimpinan nasional serta mencegah parpol hanya sekadar menjadi perahu politik yang disewa sementara," jelas Nabil.
Di sisi lain, politisi PKS itu juga menyinggung angka presidential threshold (PT) di Indonesia yang terlalu tinggi. Menurutnya, angka PT 20 persen menghambat potensi lebih dari dua paslon.
Sebelumnya, isu tersebut mencuat karena pernyataan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal dugaan Pilpres 2024 diatur agar hanya diikuti dua pasangan calon. SBY menyampaikan hal tersebut pada 17 September lalu.
Namun, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto lebih dulu menyampaikan bahwa pihaknya ingin Pilpres 2024 hanya diikuti dua pasangan calon. Dia menyampaikan itu pada Desember 2021.
Menurutnya, semakin banyak pasangan capres-cawapres yang berkontestasi akan membuka ruang Pilpres 2024 berlangsung dua putaran dan menambah beban rakyat untuk memikul biaya penyelenggaraan.
"Semakin banyak calon akan membuka ruang pilpres dua tahap, dan itu artinya beban rakyatlah yang harus memikul biaya-biaya pemilu itu. Karena itu, secara ideal kita berharap dua paslon itu dapat dilakukan," kata Hasto dalam program Newsroom dengan tema 'Peluang Duet Prabowo-Puan di Pilpres 2024' pada 20 Desember 2021.
Pada 25 Agustus lalu, Hasto mengutarakan kembali hal yang sama. Dia menjelaskan bahwa PDIP siap menghadapi pilpres jika ada dua paslon atau lebih. Namun, ia mengatakan lebih baik jika hanya ada dua paslon. (R-03)