Standar Keselamatan Menurun dan Efisiensi Dituding Sebabkan Kecelakaan Tewaskan Pekerja Blok Rokan, Ini Respon PT Pertamina Hulu Rokan
SabangMerauke News, Pekanbaru - Kecelakaan kerja di proyek Blok Rokan yang menewaskan seorang pekerja Mizi (20) memunculkan spekulasi turunnya standar keselamatan kerja di blok migas terbesar tersebut, pasca alihkelola dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) ke PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). Sejumlah kalangan menilai, praktik efisiensi dan ambisi jor-joran ngebor minyak demi mempertahankan produksi minyak diduga mengabaikan aspek keselamatan pekerja.
Apa respon PHR atas sinyalemen negatif tersebut?
BERITA TERKAIT: Pekerja Blok Rokan Tewas, Buruh: Standar Keselamatan Kerja PT PHR Dipertanyakan, Jangan Cuma Kejar Target Ngebor Minyak!
Lewat keterangan tertulis yang diterima SabangMerauke News, PHR menegaskan bahwa agenda perlindungan terhadap seluruh pekerja, mitra kerja dan masyarakat di mana PHR beroperasi merupakan nilai dan prioritas utama perusahaan.
"PHR memberikan perhatian serius terhadap kejadian ini. Proses investigasi secara menyeluruh saat ini sedang berjalan," terang Yudy Nugraha, Senior Manager Relations Regional Sumatra PT PHR, Selasa (14/12/2021).
Yudy menjelaskan sehari usai insiden kecelakaan kerja, manajemen PHR meminta seluruh kru rig pengeboran maupun work over/ well service untuk melakukan safety stand down.
"Mereka menghentikan kegiatan selama beberapa jam sebagai bentuk empati terhadap almarhum melalui doa bersama dan belajar dari kejadian tersebut sebagai pengingat seluruh pekerja agar senantiasa menjaga fokus dan memastikan lingkungan kerja yang selamat," jelas Yudy.
BERITA TERKAIT: Blok Rokan Makan Korban Nyawa: Kepala Pekerja Tertimpa Boom Crane Lalu Tewas, Kejar Target Ngebor Minyak?
Menurutnya, manajemen PHR juga mengadakan rapat lintas fungsi untuk kembali mengingatkan seluruh pegawai PHR agar tetap menjalankan operasi dengan mengutamakan keselamatan baik di lapangan maupun di kantor.
"PHR menyampaikan duka cita yang sangat mendalam atas meninggalnya salah seorang pegawai mitra kerja kami. Direktur Utama PHR Jaffee A Suardin telah bertemu keluarga pekerja untuk menyampaikan belasungkawa atas nama pribadi dan segenap pekerja PHR dan Pertamina, serta mendoakan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan keikhlasan," terang Yudy.
Diwartakan sebelumnya, Mizi (24) pekerja crane di Blok Rokan tewas usai kepalanya tertimpa boom crane yang beraktivitas pukul 21.00 malam. Kejadian memilukan ini terjadi di proyek pengeboran sumur Bekasap-206 yang disebut Rig Airlangga-55.
Proyek ini dikerjakan oleh sub kontraktor PT Asia Petrocom Service (APS) yang merupakan mitra dari PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), kontraktor pengelola Blok Rokan yang mengganti PT Chevron sejak 9 Agustus 2021 lalu.
Saat itu terjadi aktifitas perpindahan rig ke lokasi baru. Saat menurunkan crane dari lowbed, operator crane mengangkat boom sekitar 2 meter. Tujuannya untuk memindahkan tiang penyangga yang digunakan sebagai penyangga boom saat mobilisasi crane.
Tiba-tiba boom yang diangkat tidak bisa bertahan sehingga turun dan mengenai korban di bagian kepala. Sempat dilarikan ke fasilitas kesehatan di Duri, namun Mizi sudah menghembuskan nafas terakhirnya. Korban Mizi (24) merupakan warga Desa Penaso, Kecamatan Pinggir, Bengkalis.
Insiden kecelakaan kerja tersebut menyulut kritik kelompok buruh yang meminta pihak kepolisian diminta untuk serius dan profesional dalam menyelidiki kasus kematian Mizi tersebut akibat kecelakaan kerja.
"Kita meminta agar kepolisian mengusut tuntas kasus kecelakaan kerja di malam hari pada blok Migas Rokan ini. Agar diusut tuntas dugaan kelalaian dan persoalan yang terjadi sesungguhnya," kata Ketua Gerakan Massa Buruh (Gemuruh) Provinsi Riau, Suwandi Hutasoit SH dalam keterangannya kepada SM News, Senin (13/12/2021) kemarin.
Menurut Suwandi, persoalan meninggalnya Mizi tak bisa dianggap remeh dan sepele karena telah merenggut nyawa anak bangsa dalam usia produktif. Apalagi kejadian tersebut terjadi di lingkungan kerja Blok Rokan yang kini dikelola oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR).
BERITA TERKAIT: Polisi Diminta Serius Selidiki Kecelakaan Kerja Tewaskan Buruh di Blok Rokan, PT PHR harus Ungkap Fakta Sebenarnya!
Suwandi juga mendesak agar PT PHR dan PT APS membuka diri dalam pengungkapan penyelidikan kasus kecelakaan kerja ini. Ia meminta agar Dinas Tenaga Kerja juga turun dalam melakukan pengusutan.
"PHR harus bersedia mengungkap fakta sebenarnya dari kecelakaan kerja ini. Apa penyebab yang paling pokok serta latar persoalan sesungguhnya yang terjadi," tegas Suwandi.
Meski Mizi adalah merupakan karyawan pada perusahaan sub kontraktor PT Asia Petrocom Service (APS), namun tanggung jawab hukum PT PHR sebagai perusahaan pemberi kerja tidak hilang dan bisa dilepaskan.
"Kasus kecelakaan kerja yang merenggut nyawa ini menjadi fakta klaim zero anccident di PHR masih sekadar jargon dan slogan. Buktinya, ada nyawa yang melayang. Kejadian ini harus diusut tuntas lewat penyelidikan dan investigasi yang independen dan transparan," tegas Suwandi. (*)