Petani Sawit di Riau Bersorak-sorai, Harga Naik Lagi Jadi Rp 3.400 per Kilogram
SabangMerauke News, Riau - Petani kelapa sawit di Riau kian gembira. Harga tanda buah segar hingga satu pekan ke depan naik kembali. Harga terbaru yakni Rp 3.400 per kilogram.
Berdasarkan penetapan ke 50 bulan November 2021 (periode 15-21 Desember) kenaikkan harga terjadi pada setiap kelompok umur kelapa sawit.
Jumlah kenaikkan terbesar terjadi pada kelompok umur 10-20 tahun sebesar Rp 21,87/ kg atau mencapai 0,65% dari harga pekan lalu.
Sehingga harga pembelian TBS petani untuk periode satu minggu ke depan naik menjadi Rp 3.401,84/ kg. Kenaikan harga TBS ini disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal.
Kepala Dinas Perkebunan Riau, Zulfadli mengakui, faktor internal naiknya harga TBS periode ini disebabkan oleh terjadinya kenaikkan dan penurunan harga jual CPO dan harga kernel dari beberapa perusahaan yang menjadi sumber data.
"Untuk harga jual CPO, PT. PTPN V mengalami kenaikkan harga sebesar Rp 68,50/Kg, PT. Sinar Mas Group mengalami kenaikkan harga sebesar Rp 152,02/Kg, Astra Agro Lestari Group mengalami kenaikkan harga sebesar Rp 160,00/Kg, PT. Citra Riau Sarana mengalami kenaikkan harga sebesar Rp 167,00/Kg dari harga minggu lalu," katanya, Selasa (14/12/2021) di Pekanbaru.
Sementara dari faktor eksternal, Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) berhasil naik lebih dari 3% dalam sepekan, di tengah menguatnya ekspor CPO Malaysia.
Menurut data Refinitiv, dalam sepekan harga kontrak berjangka (futures) CPO di Bursa Malaysia Derivatives terkerek naik 3,22% ke posisi MYR 4.800/ton.
"Perkiraan produksi yang lebih lemah dalam beberapa minggu mendatang juga membantu mengangkat harga minyak sawit. Pada pekan depan, harga CPO diperkirakan akan diperdagangkan dengan bias naik (upward bias)," ujarnya.
Adapun MPOB mengatakan ekspor minyak sawit naik 3,30% secara bulanan (mom) menjadi 1,46 juta ton pada November dibandingkan posisi 1,42 juta ton pada Oktober.
Hal tersebut turut meningkatkan daya saing dan daya tarik produk bursa dan pasar derivatif Malaysia secara keseluruhan di antara investor lokal dan internasional.
"After-Hours Trading dinilai penting sebagai upaya lindung nilai (hedging) di pasar CPO yang sangat fluktuatif," jelasnya. (*)