Respon Luhut Panjaitan Ditanya Soal Maju Jadi Capres, Jawabannya Justru Mengagetkan
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Tokoh paling penting di lingkaran kekuasaan negara, Luhut Panjaitan menjawab soal kemungkinan dirinya maju dalam pilpres 2024. Alih-alih pernah merencanakannya, Luhut justru merasa dirinya tak punya ambisi untuk menjadi orang nomor satu di negeri ini.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) tersebut mengaku tidak berminat untuk mencalonkan diri sebagai Presiden Republik Indonesia.
Sebaliknya, ia mengisyaratkan bakal istirahat dari kancah politik dan pemerintahan usai mengakhiri tugasnya sebagai menteri di kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun, ia mengatakan masih ingin aktif terlibat dalam kegiatan nonpolitik untuk berbagi pengalaman.
"Saya heran, saya kan tidak menjadi bagian untuk (yang) ingin menjadi presiden. Saya enggak mau lagi. Saya sudah bilang jelas, saya sudah cukup," kata Luhut saat berbincang dengan pengamat politik Rocky Gerung, dikutip dari RGTV Channel, Rabu (21/9/2022).
"Tapi saya juga ingin sharing pengalaman saya yang banyak, dan saya juga enggak bodoh-bodoh amat," lanjutnya.
Luhut bersama Rocky Gerung membahas berbagai isu dalam obrolan tersebut, termasuk kondisi politik Indonesia menjelang Pemilu 2024. Luhut juga menjelaskan alasan tak ikut-ikutan dengan politisi yang terlihat begitu ambisius untuk menjadi presiden.
Luhut merasa menjadi presiden bukan satu-satunya jalan jika seseorang ingin mengabdi. Selain itu, ia juga menyadari setiap orang termasuk dirinya memiliki masanya masing-masing.
Dengan demikian, ia tak mau terlalu jauh memenuhi hasratnya hingga hidup terjebak dengan bayang-bayang kekuasaan alias post-power syndrome.
"Semua yang di bawah langit ini ada waktunya. Saya juga menyadari itu, ada waktu saya juga," kata Luhut.
"Kalau kita ingin terus merasa bahwa kita yang paling mengatur semua, itu yang nanti post-power syndrome. Saya enggak mau seperti itu," lanjutnya.
Dalam kesempatan itu, Luhut dan Rocky Gerung tak hanya membahas persoalan politik dalam negeri. Ia juga banyak berbincang tentang kontribusi dirinya dalam kebijakan luar negeri Indonesia.
Luhut menceritakan bagaimana dirinya menjalin komunikasi dengan petinggi negara lain, hingga seperti apa Jokowi di mata negara-negara maju di dunia. (*)