Pengacara Keluarga ASN Wanita yang Meninggal di Mobil Kompleks DPRD Riau Sebut Ada Kejanggalan, Tak Yakin Korban Bunuh Diri
SABANGMERAUKE NEWS, Pekanbaru - Keluarga almarhumah Fitri (40) tidak terima dengan pernyataan pihak kepolisian yang menyebut kematiannya karena bunuh diri. Pihak keluarga melalui kuasa hukumnya mendesak agar Polresta Pekanbaru mengusut secara serius kematian Fitri yang merupakan aparatur sipil negara (ASN) di Pemprov Riau tersebut.
Jon Kosneor, pengacara keluarga korban mengatakan, pihak keluarga tetap ingin kasus kematian Fitri dibuka. Soalnya, keluarga curiga bahwa Fitri meninggal karena dibunuh.
"Keluarga korban berkeinginan untuk tetap diungkap kasus meninggalnya almarhumah F (Fitri). Keluarga tetap menduga ada motif pembunuhan, bukan gantung diri," kata Jon Kosneor, Selasa (20/9/2022).
Jon mengatakan, banyak kejanggalan yang ditemukan dalam kasus meninggalnya Fitri. Seharusnya, kata Jon, polisi tidak terlalu dini menyimpulkan korban meninggal karena bunuh diri.
Jon menyebut ada sejumlah kejanggalan dalam kematian Fitri. Menurutnya, sulit dipercaya jika Fitri bunuh diri di dalam mobilnya sendiri. Selain itu, kejanggalan lainnya, posisi Fitri duduk di kursi mobil bagian belakang sopir dan tidak dalam posisi tergantung.
"Posisinya berdasarkan foto terlihat ada seperti kain jilbab yang digunakan untuk gantungan leher. Menurut keluarga korban, kain seperti jilbab tersebut bukanlah milik almarhumah," jelas Jon.
Polisi Tetapkan Korban Bunuh Diri
Fitri ditemukan meninggal dunia di dalam mobil miliknya yang terparkir di basement kantor DPRD Riau, Sabtu dua pekan lalu. Setelah hampir sepekan kemudian, Polresta Pekanbaru menyimpulkan hasil penyelidikan kasus yang membuat gempar tersebut.
Hasilnya, polisi meyakini kalau Fitri meninggal karena bunuh diri. Hasil otopsi disebut tidak menemukan ada tanda-tanda kekerasan pada bagian tubuh Fitri.
Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru, Kompol Andrie Setiawan mengatakan, korban sebelum bunuh diri sempat berfoto selfie. Foto itu lantas dikirim korban ke rekannya yang berada di Tanjung Balai Karimun.
Tidak hanya itu, korban juga sempat mengirimkan chat permohonan maaf kepada rekannya tersebut dan kepada anaknya.
"Tidak ada ditemukan bekas luka atau kekerasan dan ini murni sebagai bunuh diri," kata Andrie. (cr8)