Respon Permintaan Maaf Effendi Simbolon, KSAD Dudung Kompak Didampingi 14 Jenderal
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - TNI Angkatan Darat telah memaafkan Effendi Simbolon yang telah dengan menyadari dan penuh kesungguhan menyampaikan permohonan maaf atas pernyataannya yang menyebutkan TNI seperti gerombolan pada saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi I DPR RI pada tanggal 5 September 2022 lalu. Hal ini disampaikan oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman.
Jenderal TNI Dudung mengajak 14 Jenderal atau Perwira Tinggi (Pati) TNI Angkatan Darat untuk secara resmi menerima permintaan maaf dari salah satu politisi PDI Perjuangan itu.
Sejumlah Pati TNI Angkatan Darat yang turut serta mendampingi Jenderal Dudung diantaranya adalah, Wakasad Letjen TNI Agus Subiyanto, Irjenad Letjen TNI Richard T.H Tampubolon, Pangkostrad Letjen TNI Maruli Simanjuntak, Danjen Kopassus Mayjen TNI Iwan Setiawan, dan Pangdam Jayakarta Mayjen TNI Untung Budiharto.
"Sebetulnya kemarin pada saat saya di Pekanbaru saya sudah menyampaikan, artinya bahwa permohonan maaf dari pak Effendi Simbolon bagi kami jajaran TNI Angkatan Darat tentunya memaafkan," kata KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman saat menggelar Konferensi Pers di Markas Besar TNI Angkatan Darat (Mabesad), Jakarta Pusat, Kamis, 15 September 2022.
"Toh Tuhan Maha Pemaaf, masa manusia tidak memaafkan, kami juga memaafkan manusia tidak terlepas dari kekhilafan, kesalahan, ya itulah pada dasarnya manusia tidak sempurna," tambahnya.
Kendati demikian, Jenderal TNI Dudung berharap kasus ini bisa menjadi pembelajaran bagi seluruh masyarakat Indonesia, khususnya para pejabat publik.
"Ini harus menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk tidak mudah menyampaikan pendapat ataupun perkataan yang tidak didasari dengan data dan fakta yang akurat sehingga berakibat kepada tidak baik kepada TNI," ujarnya.
Terkait dengan kemarahan para prajurit TNI Angkatan Darat yang sempat viral di berbagai media sosial, Jenderal TNI Dudung sangat menyadari bahwa perasaan para prajurit yang bertugas di lapangan sangat kecewa setelah mendengar cemoohan TNI seperti gerombolan dan seperti Ormas.
Menurut KSAD, para prajurit TNI, khususnya TNI Angkatan Darat setiap hari bekerja menjalankan perintah pimpinan tertinggi tanpa pandang bulu, tanpa melihat situasi, bahkan sampai rela meninggalkan keluarganya dalam menjalankan tugas operasi.
"Selama ini kita tahu mereka setiap saat berkeringat yang melaksanakan tugas-tugas operasi di Papua, di Poso di perbatasan NTT, Kalimantan, tiap hari dia berkeringat dan taruhannya adalah nyawa walaupun mereka tinggalkan anak istrinya," ujarnya.
Jenderal bintang empat TNI Angkatan Darat itu pun mengisahkan pengalamannya saat bertugas di Timor Timur di masa lalu. Menurutnya, dengan segala keterbatasannya, para prajurit bekerja setiap hari untuk menjaga stabilitas keamanan sebagaimana yang diperintahkan Presiden Republik Indonesia sebagai Panglima Tertinggi di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Sehingga saya tahu persis. Nah Hal inilah yang kemudian mengakibatkan mereka mendengar berita seperti kemarin wajar-wajar saja kalau seorang prajurit menyampaikan ungkapan penyesalan, keprihatinan, tapi yakin bahwa saat ini tugas-tugas TNI Angkatan Darat sesuai dengan perintah Presiden Republik Indonesia kepada saya," ujarnya.
Lebih jauh Dudung menjelaskan, ketika dirinya dipercaya dan dilantik menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) beberapa waktu lalu, Presiden RI Joko Widodo sebagai Panglima Tertinggi Negara Kesatuan Republik Indonesia memberikan dua perintah penting yang harus dijalankan oleh jajaran TNI Angkatan Darat.
Pertama, lanjut Jenderal Dudung, bantu pemerintah daerah, pasca COVID-19 karena banyak terdampak masalah ekonomi, kena PHK dan lain sebagainya. Oleh karena itu, TNI Angkatan Darat berupaya meningkatkan ketahanan pangan, dengan memanfaatkan lahan-lahan tidur yang ada di wilayah TNI Angkatan Darat dan hasilnya untuk masyarakat.
Selain itu, lanjut Dudung, para prajurit TNI Angkatan Darat saat ini juga tengah fokus di beberapa daerah untuk melakukan program air bersih atau yang biasa dikenal dengan sebutan Manunggal Air.
"Nah itu yang kita lakukan. Di beberapa daerah sudah hampir 700 titik khususnya di wilayah NTT sampai ada Gubernur menyampaikan di Nusa Tenggara Timur Selatan menyampaikan selama dunia ini ada, belum pernah ada air sampai keatas. Yang selama ini panen hanya satu tahun satu kali itu pun di pekarangan, sekarang sudah ratusan hektar air bisa mengalir dan tiga kali panen dalam sekali tentu hasilnya untuk rakyat," paparnya.
Tidak hanya itu, orang nomor satu di Matra Angkatan Darat itu juga telah memerintahkan seluruh jajarannya untuk membantu pemerintah Republik Indonesia untuk menangani permasalahan Stunting yang saat ini juga menjadi salah satu prioritas Presiden RI Joko Widodo.
"Program ketahanan pangan, program air bersih atau Manunggal Air, program food estate untuk membantu pemerintah di Angkatan Darat tidak ada Anggarannya. Tetapi TNI Angkatan Darat berbagai macam upaya berbagai macam ya lakukan ini untuk kesejahteraan rakyat membantu pemerintah, untuk mengantisipasi ketahanan. Ini sering disampaikan oleh Presiden Republik Indonesia dan kita tegak lurus beliau sebagai panglima tertinggi di republik ini," kata Jenderal TNI Dudung Abdurachman. (R-03)