Kerukunan Beragama Riau Terburuk Ketiga Nasional, Peran FKUB Dipertanyakan
SABANGMERAUKE NEWS, Pekanbaru - Indeks kerukunan beragama di Provinsi Riau menempati ranking keempat terburuk di tingkat nasional. Berdasarkan survei dan kajian Kementerian Agama RI tahun 2021, indeks kerukunan beragama di Riau hanya mengantongi poin sebesar 69,2.
Angka tersebut berada di bawah rata-rata indeks kerukunan umat beragam nasional dengan skor rerata 72,9. Indeks kerukunan umat beragama (KUB) Riau setara dengan Provinsi NTB dengan skor 69,2.
Posisi Riau hanya berada sedikit di atas indeks kerukunan beragama provinsi Kalimantan Selatan (69,1) dan Aceh (63,9). Sementara di atas Provinsi Riau terdapat Provinsi Banten (69,6) dan Provinsi Sumbar (70,5).
Soal buruknya indeks KUB Provinsi Riau sempat dibahas dalam dialog pimpinan ibadah lintas agama Provinsi Riau di Pekanbaru berlangsung di Grand Central Hotel Pekanbaru, Rabu (7/9/22).
Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Riau, SF Haryanto menyampaikan berdasarkan survei indeks kerukunan beragama yang dilakukan oleh Kementerian Agama RI, Provinsi Riau termasuk provinsi dengan indeks kerukunan beragamanya masih rendah.
Akan tetapi kata, Sekdaprov Riau, berdasarkan penilaiannya di lapangan, Provinsi Riau termasuk provinsi yang aman dan tertib, kerukunan umat beragama bisa dikatakan kondusif aman dan terkendali.
SF Hariyanto meminta Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Provinsi Riau dapat mencari titik persoalan kenapa indeks kerukunan beragama masih rendah. Selain itu, diharapkan pula peran FKUB dalam meningkatkan nilai indeks kerukunan beragama di Provinsi Riau.
"Untuk itu kami minta dukungan dari kita semua tak terkecuali kepada Kesbangpol dan Kemenag wilayah Riau agar dapat memberikan masukan untuk memperbaiki indeks kerukunan beragama di Provinsi Riau," ucap SF Hariyanto.
SF Hariyanto mengharapkan, melalui FKUB dan peran tokoh agama agar dapat memberikan informasi terhadap perkembangan keagamaan di Provinsi Riau dan menjaga kekompakan dalam beribadah serta menjaga netralitas dalam beribadah.
Ia menginginkan, umat beragama saling melakukan kerja sama dan saling membantu serta memberikan informasi dalam menjaga kerukunan dalam beragama.
"Tapi secara ibadah setiap agama memiliki tata cara aturan sendiri yang tidak bisa kita campuri sehingga nilai-nilai toleransi dalam beragama akan berjalan dengan baik agar terciptanya keharmonisan beragama di Riau," ucapnya.
Ia menambahkan, jika keharmonisan tercapai maka daerah Riau akan menjadi negeri yang aman, damai, tentram dan sejahtera.
"Mari hidup saling bertoleransi, Riau maju masyarakatnya sejahtera," tutupnya.
Respon FKUB Riau
Ketua FKUB Riau KH Abdurrahman Qoharuddin mengungkapkan, dialog yang diselenggarakan oleh FKUB ini merupakan kegiatan yang ketiga kalinya diselenggarakan pada tahun ini dan untuk dialog kali ini difokuskan pada simpul rumah ibadah.
KH Abdurrahman mengharapkan suasana harmonis dan rukun tetap terjaga di Provinsi Riau. Meskipun secara survei indeks kerukunan beragama di Riau masih rendah.
Hal tersebut menurutnya menjadi bagian tugas FKUB untuk mendongkrak indeks tersebut.
"Bagaimanapun ini survei, semoga toleransi bisa kita terus kita tularkan melalui tokoh lintas agama. Mudah-mudahan kebersamaan kita menjadi modal besar mencapai harapan besar kita kedepan," kata Abdurrahman. (R-04/mcr)