Enam Tahun Mati Suri, BUMD PT Bumi Meranti Tunggu Suntikan Modal Rp 5 Miliar Mau Garap Bisnis Menggiurkan
SABANGMERAUKE NEWS, Kepulauan Meranti - Setelah hampir enam tahun mati suri, PT Bumi Meranti kini seakan mau hidup lagi. Pengurus BUMD milik Pemkab Kepulauan Meranti tersebut bertekad bangkit kembali menjalankan aktivitas bisnis perusahaan.
Meski demikian, perseroan daerah plat merah ini masih harus menunggu uluran tangan berupa suntikan dana segar sebagai modal kerja. Soalnya, sejak dibentuk dengan modal awal Rp 1 miliar, PT Bumi Meranti tak bisa melakukan apapun.
Direktur BUMD PT Bumi Meranti, Budiman menyatakan, pihaknya telah memiliki rencana bisnis sembari menunggu pencairan dana penyertaan modal sebesar Rp 5 miliar.
"Rencana bisnis dan kerjasama sudah diputuskan oleh komisaris. Namun kita tetap menunggu keputusan Pemkab Kepulauan Meranti dalam memberikan suntikan modal yang direncanakan sebesar Rp 5 miliar dan dianggarkan pada APBD murni 2023 mendatang," kata Budiman saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) bersama Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Bumi Meranti (Perseroda) di Kantor BUMD PT Bumi Meranti, Jalan Teuku Umar Selatpanjang, Selasa (6/9/2022).
Budiman mengatakan, untuk mendorong peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) ada beberapa rencana bisnis yang akan digarap kedepannya. Di antaranya sektor peternakan, komoditas unggulan, perdagangan, dan jasa kepelabuhanan yang disebut four bussiness.
Rencana kerja pertama yakni bidang peternakan, BUMD akan mengelola penggemukan sapi. Bisnis ini dikatakan selaras dengan visi bupati yang menginginkan swasembada daging.
Terdapat dua pengelolaan yang akan dilakukan, di antaranya penggemukan sapi jantan dan pengembangan sapi betina indukan yang nantinya akan melibatkan masyarakat dengan pola kemitraan dan pembagian hasil.
Budiman menjelaskan, BUMD yang dipimpinnya sudah melakukan penjajakan kerjasama dengan Asosiasi Peternak Sapi Indonesia (Aspin) di Boyolali dan Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam hal pengadaan sapi yang sehat dan bersertifikat.
"Untuk lahannya, sudah kita siapkan di Desa Alai, Kecamatan Tebingtinggi Barat. Di sana alamnya mendukung dan pakannya juga banyak tersedia," kata Budiman.
Rencana bisnis selanjutnya, yakni memasarkan komoditas unggulan Kepulauan Meranti seperti sagu, kopi, karet dan ikan kakap putih.
"Untuk ikan kakap putih, kita akan mendorong para nelayan kerambah untuk meningkatkan hasilnya karena kita juga sudah menjajaki kerjasama pemasaran dengan PT Sam Rich Batam. Akan ada permintaan sebanyak 4 ton per sekali pengantaran," ujar Budiman.
Budiman menjelaskan, rencana bisnis lain yakni di bidang perdagangan berupa penjualan material bangunan berupa pasir, batu, dan lainnya.
"Adapun kerjasama yang dibuat adalah dengan skema segitiga antara BUMD, Bank Riau Kepri dan pihak kontraktor. Yang sudah melakukan kerjasama akan diberikan hutang. Untuk pembayaran bisa dilakukan di bank tersebut," ujarnya.
Bisnis terakhir yang direncanakan pihak BUMD adalah mengelola jasa kepelabuhanan yang bekerjasama dengan pihak PT Pelindo. Adapun pola kerjasama yang akan diterapkan adalah peningkatan pelayanan dan penambahan fasilitas.
"Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti dan PT Pelindo sudah meneken nota kesepahaman sebulan yang lalu. Dimana isinya adalah menjalankan beberapa usaha kerjasama di Pelabuhan Terminal Tanjung Harapan dengan melibatkan BUMD," pungkas Budiman. (R-01)