Harimau Mengamuk Lagi di Hutan Akasia PT Peranap Timber, Seorang Pekerja Diserang Saat Hendak ke Kamar Mandi
SABANGMERAUKE NEWS, Pelalawan - Kejadian harimau sumatera memangsa manusia kembali terjadi di kawasan hutan tanaman industri (HTI) Pelalawan. Seorang pekerja diserang si raja hutan hingga menderita luka-luka serius pada Sabtu (3/9/2022) lalu.
Dilaporkan, kejadian tersebut menimpa buruh sektor kehutanan PT Rimba Prima Mas (RPM) yang diduga merupakan rekanan pemegang konsesi hutan PT Peranap Timber.
Sebelumnya, pada 19 Agustus lalu, seorang pekerja perempuan Sopiana Damanik tewas akibat amukan harimau di konsesi perusahaan yang sama. Sopiana diseret oleh harimau hingga mengalami luka serius dan nyawanya melayang.
Kejadian terbaru Sabtu lalu, menimpa pekerja bernama Nihar (41) di Desa Seraping, Kuala Kampar, Pelalawan. Korban sore itu hendak membuang air kecil ke kamar mandi di belakang barak.
Pada saat keluar dari pintu barak dan berjalan ke arah kamar mandi, tiba-tiba ia dikagetkan dengan adanya seekor harimau sumatera di depannya. Diduga, harimau itu pun terkejut hingga langsung menyerang Nihar.
"Harimau itu melakukan perlawanan dan mencakar beberapa bagian tubuh Nihar," kata Kepala Balai Besar KSDA Riau, Genman S Hasibuan dalam keterangan tertulis diterima SabangMerauke News, Senin (5/9/2022) sore tadi.
Nihar lantas dibawa ke klinik mitra perusahaan tempatnya bekerja. Sekujur tubuhnya mengalami luka cakar. Selanjutnya korban pun dievakuasi ke RSUD Selisih Pangkalan Kerinci pada Minggu (4/9/2022) lalu.
"Nihar mengalami luka di beberapa bagian tubuhnya akibat serangan dan cakaran yang terjadi kepadanya," kata Genman.
Genhan menjelaskan, pihaknya telah melakukan beberapa upaya untuk menangani permasalahan serangan harimau. Di antaranya dengan menekankan kepada semua karyawan untuk berhati-hati beraktivitas di luar camp.
"Agar karyawan tidak keluar camp sendirian ketika malam hari dan memasukkan hewan peliharaannya ke dalam kandang tertutup agar tidak mengundang harimau mendekati camp," jelas Genhan.
Genman menambahkan, Balai Besar KSDA Riau juga telah memasang 10 unit kamera jebak untuk mengetahui pergerakan harimau.
"Kami juga akan segera berkoordinasi dengan manajemen perusahaan untuk upaya komprehensif konservasi harimau di area konsesinya," pungkasnya.
Pihak PT Peranap Timber belum dikonfirmasi ikhwal kasus konflik satwa harimau dengan pekerja yang kembali berulang terjadi diduga di dalam kawasan konsesinya. (cr8)