Awal Mula Hadirnya Batik Jalur Kuansing, Begini Ceritanya
SABANGMERAUKE NEWS, Kuantan Singingi - Namanya Muhar. Ia merupakan penggagas dan pengusaha batik jalur Kuantan Singingi (Kuansing) yang berasal dari Kuantan Hilir. Kecintaan Muhar pada batik membuatnya menggagas ide untuk melahirkan batik jalur pada 2016 lalu.
Muhar berinisiatif berkonsultasi dengan Humas PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) melalui program CSR PT RAPP Sektor Baserah. Humas PT RAPP menyambut baik. Ia kemudian memberi saran agar pemasaran batik tersebut nantinya akan menggandeng langsung pemerintah daerah setempat.
"Humas PT RAPP kala itu mengatakan bahwa pihaknya akan membantu hingga bisa terlaksana," kata Muhar kepada SabangMerauke News, Minggu (4/9/2022).
Tentu saja kesempatan tersebut tidak disia-siakan Muhar. Pada tahun 2017, Muhar resmi menjadi Ketua Kelompok Batik tersebut yang sekarang dinamakan Kelompok Batik Jalur.
Masih di tahun 2017, pihaknya mengikuti pelatihan membatik dari PT RAPP di Kabupaten Pelalawan. Saat keberangkatan, di antar langsung oleh Dekranasda dan Kopdagrin. Seta diberi bantuan uang transportasi sebesar Rp 250 ribu per orang.
"Pada saat itu, kami juga mendapat bantuan dari PT RAPP peralatan lengkap membatik, beserta bahan-bahan untuk membatik," ujar Muhar.
Kendala Pemasaran
Bertahannya kelompok batik jalur hingga hari ini itu bukanlah tanpa halangan. Banyak sekali halar melintang yang harus dirasakan Muhar.
Apalagi, pada bulan Oktober 2017, dirinya mengalami kecelakaan kerja dimana tangannya tersiram malam batik. Semenjak itu, ia semakin susah memasarkan batik hingga saat ini.
"Kendala kita dipemasaran. Berbagai macam cara telah dilakukan, akan tetapi belum membuahkan hasil untuk bisa bertahan hidup," ujar Muhar.
HAKI Kelompok Batik Jalur
Muhar menjelaskan, dari awal berdirinya Kelompok Batik Jalur ini, dinas terkait yang akan meng-HAKInya. Hal ini dikarenakan, motif yang dibikin adalah khasana budaya.
"Tidak etis juga kalau saya pribadi yang meng-HAKIkan," ujar Muhar.
Terlebih lagi, untuk pengurusan HAKI ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Meski begitu, Muhar tetap memiliki mimpi agar batik jalur dapat diterima dikalangan masyarat Indonesia, bahkan hingga manca negara.
Muhar juga mengaku bangga bahwa program kelompok batik yang ia gagas telah melahirkan banyaknya kelompok batik di Kuansing. Hanya saja dirinya sedikit iba. Pasalnya, batik jalur milik kelompoknya dari Kecamatan Kuantan Hilir Baserah tidak terlalu dikenal masyarakat Kuansing.
"Akan tetapi, tidak apa-apa. Rezeki tak kan tertukar, karna rezeki sudah tertakar. Tetap semangat bagi pembatik di Kuansing," pungkas Muhar. (cr4)