Ternyata Ini yang Sebabkan Ratusan Kerbau di Kampar Mati Diserang Penyakit Sapi Ngorok
SABANGMERAUKE NEWS, Pekanbaru - Ratusan kerbau milik masyarakat Desa Gunung Bungsu, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Riau mati akibat terpapar Septicaemia Epizootica (SE) atau biasa disebut penyakit sapi ngorok sejak 16 Agustus 2022 lalu.
"Kita sudah mendapat laporan dari Dinas Peternakan Kampar bahwa ada ratusan kerbau mati akibat SE atau bahasa kita disebut penyakit sapi ngorok," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Riau, Herman melalui Kepala Bidang Kesehatan Hewan Faralinda Sari, Kamis (1/9/2022).
Faralinda mengatakan, saat ini pihak Dinas Perternakan Kampar sudah turun ke lokasi kerbau mati terpapar SE untuk menangani kerbau-kerbau yang belum terpapar.
"Jadi kendalanya itu kerbau peternak akan diberikan vaksin. Tetapi peternak tidak mau sapinya divaksin, makanya petugas kesehatan hewan Kampar tengah melakukan sosialisasi kepada peternak agar kerbaunya mau divaksin," jelas Faralinda.
Faralinda menjelaskan, kerbau tersebut mati disebabkan bakteri Pasteurella Multocida Serotype. Penyakit Septicaemia Epizootica (SE) ini sering menyerang sapi atau kerbau. Bersifat akut dengan kematian tinggi dan menimbulkan kerugian yang cukup besar. Tahun 1987 kerugian ekonomi yang disebabkan oleh penyakit ini pada sapi dan kerbau di Indonesia sebesar 16,2 milyar. Kementerian Pertanian sendiri telah mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 4026/kpts/OT.140/4/2013 yang menyatakan bahwa Septecaemia Epizootica masuk dalam 25 Penyakit Hewan Menular Strategis yang baru.
"Sebenarnya penyakit ini sudah lama. Hanya saja, kalau musim hujan panas timbul. Terutama hewan ternak yang stres. Penyakit ini menular sesama hewan ternak," ujar Faralinda.
Lebih lanjut, Faralinda juga mengatakan, matinya kerbau di Kabupaten Kampar akibat penyakit sapi ngorok ini telah pihaknya sampaikan ke Kementerian Pertanian (Kementan) RI.
"Udah kami sampaikan ke Kementerian Pertanian (Kementan) RI," pungkasnya. (R-03)