Pengusaha Ekspedisi Heran Cuma SPTI di Rohil yang Ribut, Kini Bongkar Barang Dikawal Polri-TNI
SABANGMERAUKE NEWS, Rokan Hilir - Pengusaha jasa pengangkutan barang kini mulai bisa lega. Sepekan lebih ketegangan yang terjadi antar pengurus Serikat Pekerja Transpor Indonesia (SPTI) di Kabupaten Rohil membuat aktivitas bongkar muat terhenti.
Salah satu pengusaha jasa angkutan barang, Pasaribu menyatakan keributan antar pengurus SPTI sempat membuat pihaknya mengalami gangguan. Apalagi setelah terjadi bentrok serikat buruh dipicu dualisme kepengurusan SPTI-SPSI di Bagan Batu pada 23 Agustus lalu.
Pasaribu yang merupakan perwakilan manajemen jasa ekspedisi 'Kalimantan Jaya' mengungkapkan bahwa kericuhan serikat buruh hanya terjadi di Rokan Hilir (Rohil) khususnya di Bagan Batu Kecamatan Bagan Sinembah ini.
"Sejauh ini di tempat lain aman-aman saja, sempat terjadi persoalan di Kabupaten Langkat Sumatera Utara, namun aktivitas bongkar barang kembali normal," kata Pasaribu kepada SabangMerauke News di sekretariat PUK SPTI-SPSI kubu H. Fuad di Bagan Batu Kecamatan Bagan Sinembah, Kamis (1/9/2022) siang kemarin.
Dia menyatakan jika kericuhan ini terus berlanjut tentu akan merugikan pihaknya. Dimana selama kurang lebih 9 hari ini aktivitas bongkar barang, pelanggan sudah mulai komplain kepada angkutan Kalimantan Jaya.
"Kalau kerugian belum terlihat, tapi komplain dari pelanggan sudah kami terima," jelasnya.
Dia juga mengungkapkan bahwa sejak insiden bentrok terjadi, aktivitas bongkar barang dilakukan oleh supir dan kernek di bawah pengawalan dari pihak kepolisian, TNI dan Satpol PP.
Dari yang ia ketahui, ongkos bongkar barang dari pengangkutan Kalimantan Jaya kepada buruh adalah sebesar 10 persen dari ongkos kirim, ditambah 10 persen yang ditanggung pemilik toko atau gudang.
"Kalau besaran ongkos dari Medan ke Bagan Batu, saya kurang tahu persis," pungkasnya. (R-02)