Warga Demo SMAN 12 Pekanbaru, Tuding Marak Pungli dan Jalur Titipan: Anak Kami Korban PPDB!
SABANGMERAUKE NEWS, Pekanbaru - Puluhan calon wali murid melakukan aksi demonstrasi di depan gerbang SMAN 12 Pekanbaru di Jalan Garuda Sakti, Selasa (30/8/2022).
Aksi ini dilatarbelakangi adanya dugaan pungutan liar (Pungli) yang membuat para wali murid meradang. Para calon wali murid juga ingin mempertanyakan transparansi penerimaan siswa didik melalui jalur zonasi. Adanya bukti-bukti pesan pungli yang tersebar menjadi penguat dugaan pungli yang dilakukan SMAN 12 Pekanbaru.
Sementara itu, sistem zonasi PPDB merupakan jalur pendaftaran bagi siswa sesuai dengan ketentuan wilayah zonasi domisili yang telah ditentukan pemerintah daerah. Diterapkannya sistem ini tentu bertujuan seluruh jenjang pendidikan dapat memberikan layanan terbaik, terutama pada pemerataan mutu pendidikan.
"Saya daftar kesekolah tersebut, tetapi tidak lolos," kata Muhammad Joyo atau Joy.
Joy mengatakan, saudara lelakinya bertanya ke salah satu oknum guru berapa biaya masuk lewat jalur belakang. Lalu dijawab oknum guru tersebut Rp 10 juta termasuk seragam.
"Sementara bisa bayar Rp 8 juta, tetapi tidak masuk seragam. Diminta sekitar satu minggu lalu, tapi sampai sekarang saya belum bayar," ujar Joy.
Sementara itu, Ermita selaku Kepala Sekolah SMAN 12 Pekanbaru mengatakan, terdapat kuota untuk 22 anak, tapi kuota tersebut telah terisi penuh.
Bahkan, ia memberikan pernyataan bahwa kuota 22 anak tersebut telah diisi oleh anak-anak yang diduga 'titipan' dari dinas maupun anggota dewan.
"Dari 44, kemudian 30, kemudian 26 dan terakhir 24 anak. Tidak mungkin kami meng-covernya. Saya sudah sampaikan pada waktu itu kepada forum, sekolah hanya bisa mengcover 22 anak," ujar Ermita.
Ermita menambahkan, SMAN 12 tidak mungkin menerima seluruh siswa yang mendaftar. Ia meminta kepada para calon wali murid untuk mengarahkan anaknya ke sekolah lain.
"Sisa yang sekarang ini, saya mohon dapat diarahkan ke sekolah lain karena pembelajaran sudah dimulai dua bulan ini. Jangan sampai anak jadi korban atas tuntutan calon wali murid," jelas Ermita.
Saat ditanya terkait pungutan liat di SMAN 12, Ermita enggan menjawab. Ia langsung masuk ke sekolah dengan mengabaikan rentetan pertanyaan yang dilontarkan.
Para aksi demonstrasi mengaku geram atas jawaban yang diberikan Kepala SMAN 12 tersebut, lantaran lebih mengutamakan anak-anak yang diduga titipan dari pihak dinas dan anggota dewan ketimbang anak-anak tempatan yang berdomisili di sekitar sekolah.
Ketua RT 1 Kelurahan Air Putih Kecamatan Bina Widya, Ismail mengatakan banyak keluhan dari warga setempat yang mendaftarkan anaknya ke SMAN 12, tetapi tidak lolos.
" Banyak warga yang melapor karena gagal masuk sekolah ini. Ada laporan juga, siswa yang berasal dari Indragiri Hilir diterima masuk ke sekolah ini setelah bayar Rp 8 juta," ungkap Ismail.
(cr8)