Cegah Kebangkrutan Bulan Depan, Anak Perusahaan Krakatau Steel Bakal Dijual
SM News, Jakarta - Komisaris PT Krakatau Sarana Infrastruktur, anak usaha PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS), Roy E. Maningkas membeberkan rencana penjualan anak usaha atau subholding Krakatau Steel sebagai salah satu langkah restrukturisasi di Desember 2021 ini.
Anak usaha tersebut adalah PT Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI), yang mana perusahaan tempat dirinya menjadi komisaris saat ini. Roy menyebut, langkah ini merupakan jalan keluar terpenting untuk menyelamatkan KRAS dari jurang default.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan ada tiga langkah restrukturisasi yang harus dilakukan KRAS. Jika ketiga langkah tersebut gagal, maka KRAS bisa default bulan ini.
"Kita jatuh tempo USD 200 juta untuk membayar proses restrukturisasi ke bank bulan Desember ini. Kalau kita enggak bayar, maka bisa default. Oleh sebab itu kita menyiapkan skenario menjual salah satu subholding kita yaitu Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI), KSI ini adalah subholding yang menjadi cash hold, yang menjadi dagingnya KS," ujar Roy kepada kumparan, Senin (6/12/2021).
Roy mengatakan, alasan tersebut tepat jika dikatakan kalau gagal, KRAS akan bangkrut. Namun dua alasan lain yang dikatakan Erick Thohir, yaitu karena proyek mangkrak blast furnace dan renegosiasi kepemilikan saham dengan POSCO, keduanya sama sekali tidak berdampak kepada bangkrutnya KRAS.
Untuk membayar utang senilai USD 200 juta tersebut, dia menilai cukup dengan menjual kepemilikan KSI maksimal 40 persen. Namun, Roy mengungkap pihaknya "dipaksa" untuk menjual sampai 70 persen.
"Kita sudah hitung dengan valuasi kita untuk mendapatkan USD 200 juta, kita enggak perlu kehilangan kontrol mayoritas dari situ. Lah ini kan kita dipaksa untuk menjual, pertama 40 persen, si calon pembelinya ini diberikan mandatori untuk mereka boleh sampai 70 persen. Artinya KS tinggal 30 persen," ungkapnya.
Penjualan sebesar 70 persen tersebut, menurut Roy, akan dilakukan secara bertahap sampai 2023. Jika demikian terjadi, KRAS bisa benar-benar bangkrut di 2023 mendatang.
"Kalau KS tinggal 30 persen, itu kan tidak bisa dikonsolidasi ke holding. Kalau kita tidak bisa mengkonsolidasi itu, itulah yang sebenarnya bisa membunuh KS. Kita tidak keberatan menjual, tapi jangan sampai melebihi 40 persen, tapi ini kita kan dipaksa jual walaupun bertahap ya, sampai 2023 harus 70 persen," lanjut dia.
Kendati demikian, Roy belum bisa mengatakan kepada pihak mana KSI akan dijual. Dia hanya berkata, ada dua peminat sampai saat ini yang salah satunya adalah Indonesia Investment Authority (INA).
"Kita kan sudah proses beberapa bulan ini ada beberapa peminat, sampai tinggal ada 2 peminat, tapi saya kan enggak bisa sebutkan yang satu, nah tetapi kan Pak Erick mendorong supaya yang masuk INA," imbuhnya.
Roy mengungkapkan, ada alasan terselubung di mana Erick Thohir mendorong INA berinvestasi di Krakatau Steel, lebih tepatnya dengan membeli kepemilikan KSI yang disinyalir sampai 70 persen tersebut.
"Jadi masalahnya kenapa didorong harus INA, karena INA ada temennya. Siapa temennya? Tanya sama Pak Erick. Coba kalau INA enggak ada temennya, dia dorong enggak ke INA? yang jelas INA bikin konsorsium," ucap Roy.
Roy pun mengatakan, peminat yang lain tidak ada masalah dalam kesepakatannya. "Kalau yang satu lagi sebenernya enggak masalah, dia mau valuasinya, dia setuju dengan dia tidak akan mayoritas, kita bisa adil waktu kita IPO. Kan bagus gitu, kok malah yang ini enggak boleh." (*)