Unand Tawarkan Limbah Sagu di Kepulauan Meranti Diolah Jadi Bahan Bakar
SABANGMERAUKE NEWS, Kepulauan Meranti - Bupati Kepulauan Meranti Muhammad Adil melaksanakan diskusi bersama civitas akademika Universitas Andalas (Unand), Kamis (11/8/2022).
Dalam diskusi tersebut, Bupati Adil menjelaskan beberapa hal terkait potensi sumber daya alam di Meranti. Diantaranya, hasil perkebunan seperti sagu, kopi, kelapa dan karet. Mendengar pemaparan dari Bupati Adil, Dekan Fakultas Pertanian Unand Indra Dwipa menyampaikan beberapa tawaran kerjasama terkait penelitian, khususnya pengelolaan limbah yang dihasilkan dari industri sagu di Meranti.
"Disertasi S3 saya meneliti limbah sagu untuk diolah menjadi bioetanol sebagai salah satu alternatif pengganti bahan bakar untuk kendaraan. Dan itu berhasil," kata Indra.
Untuk itu, Indra menawari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Meranti untuk memanfaatkan limbah sagu yang selama ini terbuang dan mengancam kelestarian lingkungan. Selain itu, dengan mengubah limbah sagu menjadi bioetanol akan mampu memberikan dampak positif dari sisi ekonomi.
"Kami tim dari Unand siap membantu Pemkab Meranti. Kita bisa memanfaatkan program matching fund kedaireka dari pemerintah pusat. Dengan ini, pemkab akan sangat terbantu jika berhasil didapatkan," ujar Indra.
Sementara itu, Direktur Kerjasama dan Hilirisasi Unand, Muhammad Makky menambahkan kedaireka merupakan platform program kolaborasi antara perguruan tinggi dengan dunia usaha dan dunia industri yang di dalamnya, termasuk pemerintah daerah. Menurutnya, program tersebut sebagai upaya meningkatkan kemandirian dalam menghasilkan inovasi yang bisa menyelesaikan permasalahan ditengah masyarakat, daerah dan bangsa.
"Kami dari tim siap membantu menyiapkan proposal dalam rangka matching fund. Ini dibiayai kementerian. Kita melakukan riset bekerjasama dengan pemerintah daerah," kata Makky.
Bupati Adil Tertarik Tawaran Tim Unand
Bupati Kepulauan Meranti Muhammad Adil mengaku tertarik dengan tawaran riset dari para akademisi Universitas Andalas tersebut. Terutama dalam pengelolaan limbah sagu menjadi produk yang bernilai ekonomis, baik dalam bentuk bioetanol, pakan ternak maupun hasil rekacipta lainnya.
"Sebagaimana kita ketahui, limbah sagu di Meranti sangat mengkhawatirkan," ujar Adil.
Menindaklanjuti tawaran riset dari Unand tersebut, Adil memerintahkan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian Pengembangan (Bappedalitbang) Kepulauan Meranti untuk segera berkordinasi dengan satuan kerja terkait.
"Bukan hanya limbah sagu, tapi jajaki juga potensi kerjasama yang lain. Baik itu peternakan, pertanian ataupun pengembangan sumber daya manusia. Manfaatkan program ini semaksimal mungkin," pungkas Adil. (R-01)