Sekat Kanal BRG Bikin Jalan Lukun-Sungai Tohor Banjir, Ini Kata DPRD Kepulauan Meranti
SABANGMERAUKE NEWS, Kepulauan Meranti - Sejumlah titik di ruas Jalan Poros Desa Lukun-Sungai Tohor, Kecamatan Tebingtinggi Timur, Kabupaten Kepulauan Meranti, rutin tergenang banjir. Hal ini akibat luapan kanal yang ada di daerah tersebut. Pasca hujan turun, debit air kanal akan tinggi dan menutupi sebagian badan jalan.
"Setidaknya ada sekitar lebih kurang 5 km di jalan itu yang perlu perbaikan. Kalau lama, kita khawatirnya rusak semakin parah," kata anggota Komisi I DPRD Kepulauan Meranti Hatta, Rabu (10/8/2022).
Selain rehab bodi jalan, Hatta juga meminta pemerintah memaksimalkan tali air. Tujuannya agar ketika turun hujan, air akan teraliri dengan maksimal dan tidak membuat jalan tergenang.
"Kita berharap pemerintah menyegerakan rehab jalan poros Lukun-Sei Tohor. Sebab, di jalan tersebut mobilitas masyarakat sangat tinggi," ujar Hatta.
Sementara itu, Kepala Desa Lukun, Anwar mengatakan, terdapat sekat kanal tanpa pintu klep yang dibangun oleh pihak badan restorasi gambut (BRG), sehingga menyebabkan jalan poros selalu banjir.
Anwar menjelaskan, sekat kanal yang dibangun di kawasan tersebut akan terus berfungsi menjaga hutan dan perkebunan masyarakat, hanya saja, ia mengaku kebingungan ketika air dikanal meluap dan menyebabkan banjir.
"Kita berharap kepada pihak terkait untuk membantu mengatasi persoalan ini. Sebab kedua-duanya sekat kanal dan jalan poros sangat penting untuk keberlangsungan hidup di desa kami," ujar Anwar.
Pantauan SabangMerauke News, tampak air kanal yang berada disalah satu sisi ruas jalan terus mengalir menuju ke kanal sebelahnya yang datarannya sedikit rendah. Akibatnya, masyarakat yang melintasi jalan harus berhati-hati, karena tinggi air terkadang mencapai lebih kurang selutut orang dewasa.
Apalagi jalan yang dibangun sejak 2014 silam itu merupakan akses penting yang menghubungkan desa-desa di Kecamatan Tebingtinggi Timur dengan ibukota kabupaten, Kota Selatpanjang.
Tidak ada pilihan lain, meskipun ada akses transportasi laut, masyarakat yang berpendapatan kecil memilih akses itu. Bagi mereka, akses darat lebih efisien jika disesuaikan pendapatan yang ada. Banjir yang tergenang di jalan tetap diterobos demi kepentingan memenuhi kebutuhan hidupnya. Meski begitu, hati kecilnya tetap berharap jalan ini akan bagus dan tidak ada lagi banjir.
"Iya beginilah kondisinya, mau tidak mau harus kita lewati meskipun banjir. Kalau air sedikit masih aman dilewati tapi kalau debit airnya tinggi, harus hati-hati melewatinya," ungkap salah seorang masyarakat setempat yang rutin menggunakan akses jalan poros Desa Lukun-Sungai Tohor itu. (R-01)