Rumah Mewah Donald Trump Digeledah FBI, Ada Apa?
SABANGMERAUKE NEWS - Presiden Joe Biden tidak mengetahui FBI akan melakukan penggeledahan di kediaman mantan Presiden Donald Trump Mar-a-Lago di Florida selatan dan mengetahui peristiwa itu melalui laporan berita.
Demikian pernyataan yang dikeluarkan Gedung Putih terkait penggerebekan FBI terhadap penggerebekan di rumah mantan presiden Amerika Serikat (AS) itu.
"Kami mengetahui tentang ini, presiden mengetahui tentang ini, seperti yang Anda semua lakukan, melalui laporan publik," kata sekretaris pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre kepada wartawan.
"Dan kami pelajari tentang ini seperti yang dilakukan orang-orang Amerika," imbuhnya, Rabu (10/8/2022).
Ditanya apakah Gedung Putih mengetahui surat perintah penggeledahan atau apakah Biden telah diberi pengarahan setelah penggeledahan, Jean-Pierre mengatakan tidak.
"Biden tidak mengetahuinya, tidak. Tidak ada seorang pun di Gedung Putih yang diberi tahu," katanya. "Itu tidak terjadi," ia menekankan.
Jean-Pierre berulang kali menekankan kepada wartawan di konferensi pers Gedung Putih bahwa penyelidikan oleh Departemen Kehakiman dilakukan secara independen dan menolak mengomentari penyelidikan yang sedang berlangsung.
"Presiden Biden telah tegas sejak kampanye, dia percaya pada aturan hukum, pada independensi penyelidikan Departemen Kehakiman, bahwa penyelidikan itu harus bebas dari pengaruh politik, dan dia telah memegang komitmen itu sebagai presiden," katanya.
Trump pada Senin malam waktu setempat mengungkapkan bahwa resor Palm Beach-nya sedang "digerebek" oleh agen FBI, penggerebekan itu terkait dengan penyelidikan Departemen Kehakiman yang diminta oleh Administrasi Arsip dan Catatan Nasional awal tahun ini yang melibatkan penanganan Trump atas catatan presiden.
Arsip Nasional mengatakan telah mengambil 15 kotak catatan kepresidenan, beberapa di antaranya berisi materi rahasia, dari Mar-a-Lago pada pertengahan Januari.
Saat menjalankan surat perintah penggeledahan Senin, FBI mengambil kotak dan dokumen, dan tidak ada barang elektronik yang diambil.
Trump mengecam penggeledahan FBI sebagai tindakan "tidak perlu atau pantas," dan Partai Republik marah dengan peristiwa itu. Pemimpin Minoritas DPR Kevin McCarthy berjanji untuk menyelidikinya jika partai itu merebut kembali mayoritas di DPR dalam pemilihan paruh waktu November mendatang.
Banyak politisi Partai Republik menuduh Departemen Kehakiman meluncurkan serangan bermotif politik terhadap Trump, yang diperkirakan akan mengajukan diri kembali untuk Gedung Putih pada 2024, meskipun tidak ada indikasi penggeledahan FBI adalah bagian dari upaya untuk menargetkan musuh politik. (*)