Sehari Pasca Alih Kelola Wilayah Kerja CPP, Bagaimana Produksi Minyak PT Bumi Siak Pusako?
SABANGMERAUKE NEWS, Pekanbaru - PT Bumi Siak Pusako (BSP) resmi menjadi pengelola tunggal ladang minyak wilayah kerja (WK) Coastal Plains and Pekanbaru (CPP) yang dulunya dikenal CPP Blok, terhitung sejak pukul 00.00, Selasa (9/8/2022). Sehari pasca alih kelola, bagaimana produksi minyak oleh perusahaan BUMD tersebut?
Direktur Utama PT BSP, Iskandar hanya memberi respon singkat terkait kondisi hari pertama pengelolaan WK CPP. Ia menyebut produksi minyak tetap terjaga.
Iskandar menjelaskan kegiatan operasional lapangan juga berjalan normal, tanpa hambatan.
"Alhamdulillah, produksi tetap terjaga dan operasi lapangan normal," terang Iskandar kepada SabangMerauke News via pesan WhatsApp, Selasa (9/8/2022).
Iskandar tidak menyebut adanya hambatan atau faktor-faktor lain di hari spesial perdana PT BSP yang tak lagi bekerja sama dengan PT Pertamina Hulu dalam pengelolaan WK CPP.
Target Ambisius
Terhitung mulai 9 Agustus 2022, PT BSP telah menjadi pengelola tunggal WK CPP dengan masa konsesi hingga 2042 mendatang dengan skema gross split. Kerja keras ada di pundak BSP dalam menggenjot produksi di tengah terjadi decline (penurunan) secara konsisten alami produksi minyak tiap tahunnya, sejak dikelola pada 2002 lalu bersama Pertamina Hulu Energi (PHE).
Di awal penyerahan dari PT Chevron, produksi minyak blok ini sempat mencapai 35 ribu barel per hari. Namun, hingga akhir 2021 lalu, produksi WK CPP diklaim hanya tinggal 8.455 barel per hari.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto saat serah terima alih kelola, Senin (8/8/2022) kemarin menyatakan, sejak pengelolaan wilayah WK CPP dari Chevron Pacific Indonesia (CPI) ke BOB Bumi Siak Pusako-Pertamina Hulu, sudah lebih dari 250 sumur dibor untuk meningkatkan produksi dan mempertahankan laju penurunan produksi yang cukup tajam.
Sementara, untuk long term plan WK CPP pada tahun 2026, produksi ditargetkan mencapai 21 ribu barel minyak per hari (BOPD).
“Nantinya WK CPP ditargetkan dapat mencapai produksi sebesar 56.000 BOPD pada tahun 2033, sesuai dengan yang ditargetkan oleh PT. BSP pada proposal alih kelola," kata Dwi Soetjipto.
Sebelumnya, Direktur Utama PT BSP, Iskandar menerangkan, selama tahun 2022 ini, BSP akan melanjutkan kegiatan pengeboran 15 sumur pengembangan dan 1 sumur eksplorasi. Pengeboran tersebut dilakukan guna menahan laju penurunan produksi secara alamiah.
"Pembiayaan untuk pengeboran sumur-sumur eksplorasi dan eksploitasi ditanggung sendiri oleh BSP dan berjalan dengan lancar," ujarnya.
PT BSP merupakan BUMD dengan kepemilikan saham dari Pemerintah Provinsi Riau sebesar 18,07 persen, Pemerintah Kabupaten Siak 72,29 persen, Pemerintah Kabupaten Kampar 6,02 persen, Pemerintah Kabupaten Pelalawan 2,41 persen, dan Pemerintah Kota Pekanbaru 1,21 persen.
Dikutip dari situs bobcpp.co.id, WK CPP meliputi areal seluas 9.135 kilometer persegi, tersebar di 8 kabupaten. Namun, 80 persen sumber daya migas terletak di Kabupaten Siak yang terbagi dalam 3 area yakni Zamrud Area, West Area dan Pedada Area.
Kegiatan eksplorasi terletak pada area cekungan yang sudah dikenal sebagai daerah kaya minyak meliputi Kabupaten Siak, Bengkalis, Pelalawan dan Kampar.
Minyak yang diproduksi yakni Minas Light Sweet Crude yang dikirim ke fasilitas pengumpul dan ekspor di Dumai melalui jalur pipa yang dilengkapi pengisolasi panas dan pemanas listrik khusus untuk mencegah pengentalan minyak. (R-06)