Wow! Untuk Memikat Kaum Pria, Rambut Wanita Suku Ini Dilumuri Kotoran Sapi
SABANGMERAUKE NEWS - Setiap suku di dunia memiliki standar kecantikannya masing-masing. Seperti halnya sebuah suku di selatan Angola satu ini yang punya cara tersendiri agar tampil cantik.
Enggak melulu rambut hitam ataupun kulit putih bersih, para perempuan Suku Mwila atau orang Mumuhuila memiliki standar kecantikan tersendiri, yang bisa dibilang sangat unik.
Standar cantik perempuan Suku Mwila dinilai dari rambut yang mereka hias sedemikian rupa. Menariknya, agar terlihat cantik, mereka juga menggunakan kotoran sapi untuk dilumuri di rambutnya.
Bagi suku Mwila, perempuan dengan gaya rambut yang rumit dan unik akan lebih menarik para kaum pria. Oleh sebab itu, mereka akan menghias atau menata rambut mereka dengan berbagai cara.
Ekstremnya, mereka juga akan melumuri rambut mereka dengan kotoran sapi. Selain agar terlihat cantik, ada alasan kenapa Suku Mwila menggunakan kotoran sapi untuk menghias rambut mereka.
Sama seperti di India, rupanya mereka juga menganggap sapi sebagai dewa, sehingga penggunaan kotoran sapi dianggap sebagai salah satu bentuk pemujaan terhadap Tuhan.
Bukti Cantik Perempuan Suku Mwila
Biasanya para perempuan Mwila akan menggunakan ramuan-ramuan khusus untuk membuat gaya rambut mereka. Ramuan khusus tersebut terbuat dari minyak kulit pohon, mentega, tanaman herbal, hingga kotoran sapi.
Ramuan-ramuan tersebut kemudian dioleskan ke rambut sehingga mudah dibentuk seperti apa yang diinginkan. Perempuan Suku Mwila biasanya memilih gaya rambut gimbal, lalu kemudian rambut mereka diwarnai dengan pewarna alami yang terbuat dari tanah liat.
Tak sampai di situ saja, Suku Mwila di Angola juga dikenal sebagai salah satu suku paling modis di tanah Afrika.
Selain menghias rambutnya dengan ramuan khusus, perempuan Suku Mwila juga akan memakai banyak sekali pernak-pernik perhiasan yang terbuat dari manik-manik. Ada juga, manik-manik yang dibuat dari kotoran sapi.
Konon katanya, banyaknya kalung manik-naik yang menghiasi leher mereka menjadi simbol perbedaan usia. Semakin tua usia si perempuan, semakin banyak pula kalung manik-manik yang dikenakan.
Nah, perempuan paling terhormatlah yang dapat memilih pria yang ia cintai untuk menjadi pasangan dalam suku. (*)