4 Kader Terbaik PDI Perjuangan Layak Jadi Capres
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengungkapkan, hingga saat ini partai berlambang kepala banteng tersebut belum menentukan sosok yang akan menjadi calon presiden (capres) 2024. Sebab, pemilihan calon, sedang diproses.
"Ini kan masih berproses. Jadi kalau kita lihat di video ini kan banyak tokoh-tokoh yang berkaliber di tingkat nasional ya," kata Hasto, saat diwawancarai usai peluncuran buku 'Suara Kebangsaan', di Jakarta, Minggu (7/8/2022).
Lebih lanjut, Hasto mengungkapkan, nama-nama potensial sebagai calon presiden di 2024. Nama tersebut diantara Ketua DPR RI Puan Maharani hingga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
"Misalnya Mbak Puan sebagai ketua DPR RI, kemudian ada Bu Risma, ada kemudian Pak Ganjar, ada Pak Anas," ungkapnya.
Risma adalah Menteri Sosial. Ganjar merupakan Gubernur Jawa Tengah, dan Azwar Anas adalah mantan Bupati Banyuwangi.
"Ketua DPR dengan pengalaman yang sangat luas, kemudian Bu Risma sebagai Mensos. kemudian Pak Ganjar sebagai Gubernur. Semua unjuk kinerja itu yang harus dilakukan oleh seluruh kader partai dari PDI Perjuangan unjuk kinerja," papar Hasto.
"Siapa yang berkerja dan mengangkat harkat martabat bangsa di situ rakyat akan memberikan apresiasi. Nah itulah yang nanti akan dinilai oleh Ibu Megawati," sambungnya.
Peluang di Luar 4 Nama
Kendati demikian, Hasto tak menampik jika nantinya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menunjuk nama lain di luar tokoh-tokoh potensial tersebut.
"Apakah di luar itu bisa ada calon-calon lain? Banyak, karena PDIP ini kan selalu melihat, Ibu Mega ini melihat bagaimana jalur dari kaum profesional. Karena ketika Bu Mega menyusun kabinet misalnya, itu kan dari jalur profesional," paparnya.
Dia mengatakan, saat ini soal Capres ada di tangah Megawati. PDIP sabar menunggu momentum yang tepat untuk sang ketua umum memilih satu nama diusung sebagai calon presiden 2024.
"Kami memiliki suatu kesabaran dan keyakinan bahwa dalam momentun yang tepat nanti, Bu Mega akan mengambil keputusan yang terbaik untuk bangsa dan negara Indonesia," imbuh Hasto. (*)