Miris! Praja IPDN Asal Kepulauan Meranti Ini Tak Punya Biaya, Ketuk Pintu Hati Bupati Adil
SABANGMERAUKE NEWS, Kepulauan Meranti - Namanya Ahmad Maulana. Seorang lelaki yang memiliki mimpi menjadi bagian praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).
Jalan yang ditempuhnya tidaklah mudah. Untuk mewujudkan mimpinya, Maulana pernah mencoba mendaftar di IPDN. Sayangnya, di kesempatan pertama, ia mengalami kegagalan. Maulana tentu saja tak patah semangat. Ia tak lantas menyerah begitu saja.
Maulana bercerita, sambil bekerja di ekspedisi, dirinya terus mencari informasi penerimaan seleksi IPDN. Dalam kesehariannya, sebelum berangkat dan setelah pulang kerja, ia rutin berolahraga.
"Malam hari, saya belajar melalui youtube dan instagram untuk membahas tahapan seleksi IPDN," kata Maulana.
Perjuangan Maulana membuahkan hasil. Tahun 2021, anak dari pasangan Nasir dan Taslimah ini dinyatakan lulus. Maulana juga mendapat beasiswa tanpa biaya pendidikan. Ia adalah satu dari 26 putra putri terbaik yang mewakili Provinsi Riau.
Tak Ada Bantuan Pemkab
Tahun 2021, Maulana diterima di IPDN. Meski biaya pendidikan dan konsumsi ditanggung oleh
sekolah, namun untuk kebutuhan lain, seperti biaya buku, transportasi lokal dan akomodasi, ia tak memiliki dana yang cukup.
"Selama pendidikan, saya hanya mengharapkan kiriman keluarga dari kampung. Tapi, kemarin ayah kecelakaan kerja dan tangannya harus dijahit. Saya jadi segan. Dengan kondisi ini saya berharap banyak kepada pemda," ujar Maulana.
Maulana mengenang, dirinya pernah mengadukan keluh kesahnya kepada Bupati Kepulauan Meranti, Muhammad Adil. Ia datang ditemani seniornya yang bertugas sebagai ASN di Pemkab Kepulauan Meranti.
Dalam pertemuan tersebut, dikatakan Maulana, Adil memberikan motivasi kepada dirinya untuk dapat mengikuti seluruh rangkaian pendidikan dengan penuh tanggung jawab. Setelah lulus, Adil berharap agar Maulana dapat mengabdi di Kabupaten Kepulauan Meranti.
Maulana menjelaskan, Bupati Adil sempat meminta dirinya untuk mengajukan proposal bantuan biaya pendidikan. Hanya saja, hingga kini, kepastian terhadap realisasi anggaran tersebut ternyata tidak ada.
"Saya disuruh mempersiapkan proposal, namun hingga kini realisasinya belum ada. Terakhir jawaban yang saya dapat, Pemkab Meranti belum bisa membantu. Alasannya, karena bantuan biaya pendidikan sudah ada pos-nya masing-masing di setiap universitas dan perguruan tinggi yang bekerja sama dengan pemkab," tutur Maulana.
Tak Punya Uang Pulang Kampung
Saat menempuh pendidikan di IPDN, Maulana mendapat tugas menjalani masa orientasi penyebaran pendidikan
selama setahun di Kecamatan Sentani Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua. Sayangnya, Maulana tidak memiliki biaya untuk berangkat.
Kebutuhan akan biaya sangat mendesak, Maulana mendapat saran untuk bertemu dengan Jetua Yayasan Pesisir di Jakarta yang juga pengusaha asal Kepulauan Meranti, Mahmuzin Taher.
"Saya bertemu dan mendapatkan bantuan dari Pak Mahmuzin Taher. Saya dibantu untuk biaya berangkat ke Papua. Saat ini sedang libur, saya juga diizinkan tinggal di rumahnya di Jakarta. Karena untuk pulang ke kampung belum punya uang," pungkas Maulana. (R-01)