Pemilih Partai Surya Paloh Paling Tak Puas dengan Kinerja Jokowi, Ini Data Surveinya
SABANGMERAUKE NEWS - Hasil survei Indikator Politik Indonesia terkini memperlihatkan pemilih Partai NasDem di Pemilu 2019 paling banyak yang menyatakan tidak puas pada kinerja Presiden Joko Widodo.
Hasil itu diperoleh Indikator Politik Indonesia berdasarkan wawancara dengan 1.246 responden melalui metode random digit dialing (RDD) pada pada 9-12 Juli 2022. Margin of error dalam survei ini sekitar 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Dari survei itu diperoleh hasil bahwa 60,4 persen pemilih Partai NasDem di Pemilu 2019 menyatakan kurang atau tidak puas sama sekali terhadap kinerja Jokowi.
Angka ketidakpuasan terhadap kinerja Jokowi dari pemilih Partai NasDem itu berbeda hampir 2 persen dengan angka ketidakpuasan terhadap kinerja Jokowi dari pemilih PAN yang ada di peringkat dua. Kemudian, selisih lebih dari 8 persen dengan pemilih PPP di peringkat tiga.
"(Angka ketidakpuasan terhadap kinerja Jokowi) PAN 58,6 persen dan PPP 52,2 persen," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi dalam paparannya, Minggu (31/7/2022).
Di bawah NasDem, PAN, dan PPP ada pemilih Gerindra dengan angka ketidakpuasan pada kinerja Jokowi sebesar 52,1 persen.
Kemudian, di bawahnya lagi ada pemilih dari dua parpol yang tidak masuk dalam koalisi pendukung pemerintah yakni PKS dengan angka ketidakpuasan pada kinerja Jokowi sebesar 50,7 persen dan Demokrat sebesar 47,7 persen.
Angka ketidakpuasan terhadap kinerja Jokowi terendah diperoleh dari pemilih PDIP, yakni sebesar 27,7 persen.
Sejalan dengan itu, mayoritas pemilih pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pemilu 2019 juga menyatakan tidak puas dengan kinerja Jokowi.
"(Ketidakpuasan terhadap kinerja Jokowi) pemilih Jokowi-Ma'ruf Amin 27,3 persen, pemilih Prabowo-Sandi 58,1 persen," kata Burhanuddin.
Namun, angka ketidakpuasan terhadap kinerja Jokowi sejauh ini masih rendah yakni di angka 31,6 persen.
Burhanudin berkata, angka kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi saat ini cenderung mengalami kenaikan dibandingkan periode survei pada Mei 2022.
"Mayoritas, 64,9 persen merasa cukup atau sangat puas dengan kerja Jokowi. Kepuasan cenderung kembali naik dalam sebulan terakhir, setelah sebelumnya cenderung turun," ucapnya.
Dia pun membeberkan alasan mayoritas responden menyatakan tidak puas terhadap kinerja Jokowi adalah terkait harga-harga kebutuhan pokok yang meningkat serta ketersediaan lapangan pekerjaan atau pengangguran.
"Sebanyak 31,9 persen menyatakan alasan tidak puas karena harga-harga kebutuhan pokok meningkat, 11,9 persen terkait lapangan pekerjaan, dan 5,9 persen menyatakan kinerjanya buruk," katanya.
Sebagai informasi, berdasarkan hasil survei yang dirilis Indopol pada Selasa (26/7) mengungkapkan tingkat kepercayaan publik terhadap pemerintahan Jokowi mengalami penurunan 6,51 persen sejak Januari 2022.
Tingkat kepuasan publik kepada Jokowi berada di angka 72,93 persen di Januari dan menjadi 66,42 persen di Juni.
Sementara itu, hasil berbeda justru terungkap dalam hasil survei yang dirilis Indikator Politik Indonesia pada Selasa (12/7). Hasil survei Indikator menunjukkan tingkat kepuasan publik pada kinerja Presiden Joko Widodo naik ke angka 67,5 persen.
Temuan survei per Juni 2022 ini memperlihatkan kenaikan sebesar 7,6 persen dibandingkan hasil survei pada April 2022 lalu yang berada di angka 59,9 persen.
Hasil Survei dan Polling Indonesia (Spin) juga mencatat kenaikan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Presiden Jokowi dan Ma'ruf Amin per Juli 2022.
Spin mengungkap tingkat kepuasan responden terhadap kinerja Jokowi-Ma'ruf naik dari 46,9 persen pada April menjadi 62,5 persen. Rinciannya, sebanyak 6,7 persen menyatakan sangat puas, dan 55,8 persen menyatakan puas. (*)