Begini Cara Sederhana Cegah Penularan PMK Ternak, Vaksin dan Obatnya Belum Ada
SABANGMERAUKE NEWS, Pekanbaru - Tim Pakar dan Penanganan Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) menyatakan, apabila vaksin dan pengobatan belum ada, pertahanan pertama penularan PMK adalah biosecurity.
“Pertama adalah APD, apabila APD tidak tersedia atau tidak mencukupi bisa menggunakan biosecurity dengan disinfeksi yang rutin,” kata Ketua Tim Pakar dan Penanganan PMK, Prof. Wiku Adisasmito.
Wiku me jelaskan, istilah biosecurity memang istilah baru yang muncul ke publik karena PMK. Tapi perlu diketahui bahwa sebenarnya saat pandemi Covid-19 pun dilakukan biosecurity testing untuk pelaku perjalanan dalam negeri dan luar negeri.
“Sekarang untuk PMK ini memakai istilah biosecurity karena ingin memastikan bahwa virusnya tidak dibawa masuk atau dibawa keluar. Untuk itu masyarakat harus memahaminya,” ucap Wiku.
Dikatakam Wiku, setiap petugas yang keluar atau masuk kandang maupun peternakan disemprot terlebih dahulu.
Pastikan juga alas kaki yang digunakan bersih dengan cara didisinfeksi terlebih dahulu. Sehingga dengan demikian hewan selalu terjaga.
“Yang penting orang keluar-masuk kandang atau peternakan harus bebas virus PMK. Prinsipnya begitu,” ujar Wiku.
Seperti diketahui, kandang adalah lingkungan yang relatif kotor, namun perlu dipastikan bahwa virusnya tidak boleh terbawa masuk ataupun terbawa keluar.
Tidak hanya pada kandang, tetapi juga pasar hewan. Selama kasus PMK belum bisa dikendalikan dengan baik, maka untuk sementara pasar hewan ditutup.
Kedepannya, apabila pasar hewan sudah terbiasa melakukan biosecurity dan satgas daerah memahami kondisi, maka memilih ternak sehat saja yang boleh dilalulintaskan. Tentunya memakai Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH).
“Ini masih berproses, pastikan bahwa hewan-hewan yang dilalulintaskan itu tidak ada gejalanya dan dilakukan biosecurity, dengan disemprot sehingga aman," kata Wiku.
Lebih lanjut, Wiku mengatakan, jika biosecurity antar daerah dijaga dengan baik maka secara kolektif proteksinya semakin tinggi. Dengan demikian kasusnya pasti terkendali.
“Nanti targetnya, kasusnya nol,” pungkas Wiku. (R-03)