Salut! Tak Didukung Pemkab, Kafilah Kepulauan Meranti Lolos ke Final 6 Cabang Lomba di MTQ Riau 2022
SABANGMERAUKE NEWS, Rokan Hilir - Meski tidak mendapat dukungan dari pemerintah Kabupaten Meranti, namun tim kafilah asal Negeri Sagu itu mampu tampil baik di ajang MTQ Provinsi Riau 2022 di Bagansiapiapi, Rohil. Terbukti, tim berhasil lolos ke babak final 6 dari 7 cabang lomba yang diikuti.
"Alhamdulillah bersyukur kita kepada Allah, atas izinnya sebanyak 6 golongan kafilah Kepulauan Meranti dari berbagai cabang MTQ Riau masuk final. Kami bersyukur atas donasi masyarakat yang membantu keberangkatan tim," kata tim official kafilah Kabupaten Kepulauan Meranti, Zulkhairil, Rabu (27/7/2022).
Zulkhairil menjelaskan, hari ini 5 qori dan qoriah tampil sekaligus. Sementara tartil Quran cabang Qiroat Mujawad akan tampil pada Kamis esok malam. Smentara dari cabang tartil bernama Laila mendapatkan juara harapan.
Ia menerangkan, qori dan qoriah yang berhasil melaju ke babak final di antaranya Abdurrahman Sulaiman Saputra di cabang Hifzhil Qur'an, Azza Afkarina cabang Hifzhil Quran 5 juz, Eko Sarjono Tartil Quran cabang Qiroat Mujawad, Gusnanda Tartil Quran cabang Tuna Netra, Muhammad Habbibul Haq Al Hanif Hifzhil Quran cabang 10 juz dan Yogi Zatmika Khaththil Quran di cabang dekorasi.
"Kita berharap kafilah dapat mempersiapkan diri sebaik mungkin dan tidak mudah patah semangat jika menghadapi kendala. Diharapkan dapat terus berjuang sehingga hasil akhir terbaik dapat diraih," kata Zulkhairil.
Ia optimis sudah ada beberapa cabang yang ditargetkan masuk final dan menjadi juara. Hal itu berdasarkan catatan terbaik yang pernah dimiliki qori dan qoriah.
"Mohon doa seluruh masyarakat semoga peserta kita yang tampil nanti mendapatkan hasil terbaik," ujarnya.
Berangkat Demi Marwah Meranti
Zulkhairil juga meminta maaf kepada masyarakat Kepulauan Meranti jika belum bisa mempersembahkan yang terbaik. Menurutnya, persiapan mengikuti MTQ Riau sangat terbatas dan diwarnai dinamika.
"Walaupun saat ini kita tidak mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah, demi marwah dan nama baik kabupaten saya bersedia untuk ikut. Beruntung saja kita punya masyarakat yang mempunyai kepedulian tinggi. Dari hasil donasi mereka lah kita bisa berangkat," kata Zulkhairil.
Mantan Ketua LPTQ Kepulauan Meranti itu juga memaparkan jika prestasi qori dan qoriah tidak perlu diragukan. Sebagai pendatang baru, Kabupaten Kepulauan Meranti pernah meraih tiga kali juara umum 2 tingkat Provinsi Riau. Selain itu, banyak juga qori dan qoriah dikirim untuk mengikuti kejuaraan di tingkat nasional.
"Prestasi qori dan qoriah kita ini sangat luar biasa. Dulunya dengan pembinaan yang bagus, kita bisa meraih juara umum 2 MTQ Riau sebanyak tiga kali. Selain itu kita juga pernah mengirimkan peserta terbanyak dari Riau untuk mengikuti MTQ nasional di Batam," ungkapnya.
Ditambahkan Zulkhairil, keberangkatan kafilah mengikuti MTQ Riau itu juga untuk menjawab keprihatinan orang-orang yang mengatakan para qori dan qoriah tidak berkualitas.
"Masyarakat Kepulauan Meranti itu hebat. Mereka mengumpulkan koin seribu hingga terkumpul dengan jumlah yang besar ditambahkan dengan donasi yang lain. Alhamdulillah kita bisa berangkat. Ini juga untuk menjawab keprihatinan orang-orang yang mengatakan kita ini tidak berkualitas dan menjawab tantangan yang telah melontarkan pernyataan itu. Dimana seharusnya perhatian itu diberikan oleh rumah besar yang bernama pemerintah daerah," ucapnya.
"Yakinlah kalau Allah Tuhan Maha Pengasih dan Maha Mendengar. Jika sudah berkehendak, tidak ada yang tak mungkin, intinya kita harus berusaha," ucapnya lagi.
Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti tiba-tiba saja
tidak memberangkatkan kafilah mengikuti Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) XL Provinsi Riau di Kabupaten Rokan Hilir. Padahal sebelumnya telah resmi mendaftarkan sebanyak 14 qori dan qoriah ke LPTQ Riau atas permohonan perpanjangan waktu pendaftaran.
Keputusan yang terkesan mendadak itu diketahui satu hari jelang keberangkatan.
LPTQ Kepulauan Meranti memberikan kabar tidak memberangkatkan para kafilah karena tidak diberi izin oleh petinggi pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti.
Akhirnya para qori dan qoriah terpaksa berangkat mandiri tanpa adanya dukungan biaya sepeser pun dari Pemkab Kepulauan Meranti. Mereka pun berangkat dengan dana seadanya hasil donasi masyarakat yang telah terkumpul sebelumnya. (R-01)