Kisah Raja Majapahit Nikahi Putri Cantik Melayu, Gayatri Terbakar Cemburu
SABANGMERAUKE NEWS - Pernikahan diam-diam antara Raden Wijaya dengan putri Raja Melayu akhirnya terbongkar. Pernikahan keduanya terbongkar setelah Raden Wijaya berbulan-bulan menutupi pernikahan secara sederhana dengan Dara Petak, seorang putri Melayu nan cantik jelira. Sang istri Gayatri yang telah dinikahi lebih dulu pun merajut cemburu.
Di sisi lain Gayatri yang tengah mabuk kemenangan Majapahit serta penyelamatan dirinya memang belum mengetahui pasti apa yang dilakukan suaminya Raden Wijaya kepadanya. Gayatri baru tahu Raden Wijaya menikah lagi setelah Raden Wijaya memboyong perempuan itu ke ranjang istana.
Dikutip dari "Gayatri Rajapatni: Perempuan Dibalik Kejayaaan Majapahit" karya Earl Drake, Raden Wijaya memang menikahi Dara Petak. Namun ia tak menjadikannya sebagai ratu. Tetapi Raden Wijaya tetap mengakuinya sebagai istri yang kesembilan yang memiliki putra semata wayang darinya.
Gayatri turut bergabung dalam Dewan Penasihat Kerajaan Majapahit sebagai anggota termuda. Gayatri sangat terbebani oleh sederet tanggungjawab barunya sebagai seorang pemimpin tak bermahkota dari sebuah negeri yang hancur lebur karena perang.
Akibat kecemburuannya kepada Dara Petak, Gayatri selama beberapa pekan tak berbicara empat mata dengan Raden Wijaya. Gayatri kecewa Wijaya tidak berusaha menemuinya seorang diri atau menepati janji yang pernah dibisikkan kepadanya di Daha.
Pertemuan kedua insan yang mabuk asmara ini baru terjadi pada ulang tahun Gayatri yang ke-19 tahun, ketika sang kakak Tribhuwana memutuskan akan mengadakan perayaan besar-besaran untuk Gayatri.
Tribhuwana berhasil menarik hati sang suami dengan mengumumkan bahwa selama dua tahun belakangan masyarakat Majapahit telah mengalami tekanan luar biasa. Kini saatnya merayakan syukuran bagi terbebasnya Jawa dari malapetaka dan untuk Gayatri yang memasuki usia dewasa.
Ribuan karangan bunga dirangkai, bunga-bunga dan tanaman-tanaman wangi dipajang berjejer sepanjang aula perjamuan. Seperangkat gamelan digelar dan sebuah jamuan megah dipersiapkan demi sebuah pesta.
Setelah sekian lama didera penderitaan, ketegangan, dan kegelisahan rakyat butuh bersenang-senang. Mereka pun melepas lelah menjadikan malam itu malam suka cita dan penuh kesan. Perayaan digelar di bawah bulan purnama. (*)