Mike Tyson Jadi Duta Ganja Negara Afrika
SM News, Jakarta - Mike Tyson diketahui merupakan sosok dengan sejarah yang kaya dan beragam sepanjang hidupnya. Beberapa di antaranya sangat positif, dan beberapa lainnya tidak. Dan sekarang mantan juara Kelas Berat itu ditunjuk menjadi duta ganja.
Kementerian Pertanian Malawi mengirimi Mike Tyson surat yang memintanya untuk menjadi Duta Ganja di negara Afrika tenggara tersebut, yang melegalkan penggunaan ganja untuk obat dan industri pada tahun 2020.
Seperti dilansir laman olahraga Spanyol, Marca, Kamis 2 Desember 2021, penunjukan Tyson sebagai Duta Ganja ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan mendiversifikasi ekonomi di tengah pasar tembakau yang sedang menurun.
Malawi sangat bergantung pada tembakau untuk waktu lama, dan itu mewakili sekitar 13 persen dari PDB negara dan 60 persen dari pendapatan devisa. Dengan jatuhnya industri tembakau, pemerintah Malawi memutuskan bahwa penanaman ganja sebagai alternatif akan membantu negara dari sudut pandang ekonomi.
Sementara di sisi lain, Mike Tyson telah menjadi sinonim dalam bidang penggunaan ganja, terutama karena podcastnya. Dan inilah mengapa Mike Tyson dipanggil oleh Malawi pada saat mereka membutuhkan sosok skala global.
Ganja untuk Obat
Namun, obat berbahan ganja masih ilegal untuk rekreasi, dan sebenarnya ada tingkat resistensi yang signifikan untuk mengubah batasan itu. Pengetahuan teknis untuk budidaya ganja yang efektif masih kurang, sementara para petani bersikap kritis terhadap tarif pemerintah yang tinggi yang dikenakan pada penjualan tanaman tersebut.
Namun, pemerintah Malawi percaya bahwa upaya tersebut akan bermanfaat karena pada akhirnya akan meningkatkan ekonomi mereka.
Mike Tyson pun telah diminta untuk membantu para petani setempat dalam membudidayakan tanaman, serta mengubah pandangan tentang obat di antara penduduk negara itu.
"Malawi mungkin tidak dapat melakukannya sendiri, karena industrinya kompleks dan membutuhkan kolaborasi, oleh karena itu saya ingin menunjuk Anda Tuan Mike Tyson, Duta Ganja Malawi," bunyi surat dari pemerintah Malawi. (*)