Bertambah 14 Kasus, Pasien Kluster Covid-19 Abdurab Islamic School Pekanbaru Kini Jadi 127 Orang
SM News, Pekanbaru - Jumlah pasien positif Covid-19 kluster Abdurab Islamic School, Pekanbaru kian bertambah. Saat ini pasien positif terpapar Covid-19 sudah sebanyak 127 orang. Ini merupakan penambahan sebanyak 14 kasus terbaru dari hasil swab test kontak erat pasien sebelumnya. Masih terbuka kemungkinan adanya penambahan kasus baru, karena belum semua kontak erat melakukan swab test.
Plt Kadis Kesehatan Kota Pekanbaru, Arnaldo Eka Putra menyatakan swab test kontak erat akan terus dilakukan untuk melacak secara komprehensif suspect Covid-19. Ada sebanyak 457 orang yang diduga berkontak erat, meliputi siswa, guru, pegawai sekolah sampai pada petugas kebersihan sekolah boarding tersebut.
"Sebanyak 440 sudah menjalani swab test. Dan ada 17 lagi yang akan di swab," kata Arnaldo, Selasa (30/11/2021).
Arnaldo menduga masih ada lagi orang yang melakukan kontak erat. Namun data belum diserahkan secara lengkap. Ia meminta agar ada kesadaran orang-orang yang merasa pernah kontak erat untuk memeriksakan diri.
25 Siswa Dibawa Pulang Orangtua
Sementara itu diketahui ada sebanyak 25 orang siswa yang positif Covid-19 ternyata telah dibawa pulang oleh orangtuanya ke Dumai dan Kampar. Kapolresta Pekanbaru, Kombes (Pol) Pria Budi menyatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 di dua daerah tersebut untuk memastikan tidak terjadi penyebarluasan Covid-19 yang baru.
"Ada 25 orang yang dibawa orangtuanya ke Dumai dan Kampar. Tapi, tadi sudah kita tracing semua. Kita harus cegah jangan sampai terjadi penularan yang baru," kata Pria Budi.
Saat ini, sekolah Abdurab Islamic School sudah ditutup dan diberlakukan lock down secara total. Tidak ada lagi pembelajaran tatap muka para siswa dan guru.
Dinas Kesehatan Pekanbaru sebelum kasus kluster sekolah ini merebak sebenarnya sudah mengingatkan pihak sekolah. Soalnya, sekolah ini dinilai melakukan pelonggaran protokol kesehatan.
"Sudah sempat kita beri peringatan karena prokesnya longgar. Saat itu sudah kita minta agar prokes diperketat. Apalagi ini adalah sekolah asrama, harusnya prokesnya lebih ketat," kata Kepala Dinas Pendidikan Pekanbaru, Ismardi Ilyas, Minggu lalu. (*)