Derita Honorer Kepulauan Meranti: 8 Tahun Bekerja Lalu Dipecat, Kini Istrinya Meninggal Dunia
SABANGMERAUKE NEWS, Kepulauan Meranti - Namanya Nizam. Seorang lelaki dengan satu orang anak ini harus menanggung pilu. Istrinya baru saja meninggal dunia dan ia juga harus merasakan pahitnya diberhentikan sebagai honorer. Bak jatuh, ketiban pohon lagi.
Kepada pengurus Pemuda Pancasila (PP) Kabupaten Kepulauan Meranti, Nizam bercerita banyak. Sembari menghela nafas, Nizam mengatakan, dirinya resmi menjadi pengangguran saat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Meranti tidak lagi memperpanjang kontrak pegawai honorer dirinya per tanggal 31 Desember 2021 lalu.
"Udah pernah nyoba evaluasi melalui ujian tertulis, tapi nggak dipanggil juga," kata Nizam, Jumat (15/7/2022).
Nizam berujar, alasan Pemkab Meranti memberhentikannya sebagai honorer setelah delapan tahun mengabdi karena latar belakang pendidikan tidak sesuai dengan pekerjaan yang digelutinya.
"Selama bekerja, saya menjadi tulang punggung bagi keluarga. Tidak hanya bagi istri, namun juga bagi adik-adik saya yang masih bersekolah. Karena orang tua kami memutuskan untuk berpisah," tutur Nizam.
Kini, Nizam harus rela bekerja serabutan. Untuk menumpang hidup dengan keluarganya yang lain pun, ia rasa tidak memungkinkan. Pasalnya, menurut Nizam, keluarga besarnya bukan dari keluarga yang berada.
Nizam kembali menghela nafas. Seolah berusaha tegar sembari menatap bayi perempuan mungilnya yang baru berusia dua bulan.
"Istri saya meninggal dunia beberapa bulan lalu saat ramadhan," ungkapnya lirih.
Saat ini, untuk memenuhi kebutuhan hidup dan asupan gizi bagi sang buah hati, Nizam bekerja banting tulang. Tak hanya dari satu pekerjaan saja, melainkan juga bidang lainnya.
"Kondisi saya sedang sulit. Kebutuhan anak juga sering terlambat, namun itu yang harus saya usahakan terlebih dulu. Untuk makan, kami seadanya saja. Terkadang memetik sayur di laman rumah," ujarnya.
Sementara itu, Pengurus Pemuda Pancasila (PP) Sugianto didampingi pengurus lainnya memberikan bantuan sembako dan sejumlah uang kepada Nizam. Sugianto mengatakan, pihaknya mengetahui kisah Nizam ini dari media sosial facebook. Postingan tersebut langsung banjir perhatian.
"Kedatangan kami kesini dalam rangka bersilaturahmi. Kami juga menyampaikan amanah dari teman-teman. Jangan pernah dinilai dari seberapa besar bantuan ini, namun pandanglah dari rasa kekeluargaannya," pungkas Sugianto. (R-01)