Universitas Riau Dapat Megaproyek Rp 840 Miliar, Bagaimana Nasib Proyek Mangkrak Sebelumnya?
SABANGMERAUKE NEWS, Pekanbaru - Universitas Riau (UNRI) mendapat megaproyek senilai Rp 840 miliar. Duit itu akan dipakai membangun 10 unit gedung penunjang aktivitas akademik. Durasi pengerjaan sejak Juli 2022 hingga 2024 mendatang.
Pelaksanaan proyek ditandai dengan ground breaking gedung Advance Knowledge & Skill for Sustainable Growth Project in Indonesia-Asian Development Bank (AKSI-ADB) Unri, Kamis (14/7/2022) kemarin.
"Saya titip kepada kontraktor agar dijaga tepat mutu, tepat waktu dan tepat guna dan tepat administrasi. Jangan sampai nanti molor dan kualitas dikorbankan karena ingin buru-buru pekerjaannya selesai," kata Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek RI, Prof Nizam di Pekanbaru.
Nizam mengingatkan, agar sejak saat ini Unri mulai memikirkan pemanfaatan gedung, termasuk biaya pemeliharaan. Soalnya, gedung yang dibangun jumlahnya cukup banyak.
"Keberadaan gedung ini untuk meningkatkan kualitas mahasiswa dengan harapan perguruan tinggi bisa menjadi mata air bagi setiap pembangunan di daerah. Antara kampus dengan pemda harus erat sekali hubungannya untuk membantu mengatasi masalah di daerah," kata Nizam.
Total keseluruhan megaproyek di Unri sebesar Rp 840 miliar itu berasal dari sejumlah sumber pendanaan. Yakni dari dana Asian Development Bank (ADB) sebesar Rp 699,7 miliar, APBN sebesar Rp105,6 miliar serta dana pendamping dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Unri sebesar Rp 34,6 miliar lebih.
Dari total dana jumbo itu, peruntukkannya 58,3 persen dialokasikan untuk membangun 10 gedung baru dengan total luas lantai bangunan 47,500 m2. Sekitar 23,3 persen dialokasikan untuk perlengkapan peralatan laboratorium dan furniture.
"Sisanya dialokasikan untuk pengadaan software, IT licenses and services, training, publikasi, seminar internasional study, dan workshop," kata Rektor Unri, Prof Aras Mulyadi.
Ia menyebut, pembangunan gedung baru untuk mewujudkan Unri menjadi universitas riset, unggul, bermartabat di bidang sains dan teknologi di kawasan Asia Tenggara 2035.
"KIta berharap infrastruktur bangunan dan peralatan juga akan meningkatkan kreativitas inovasi civitas akademika UNRI serta dapat membuka akses pendidikan lebih luas bagi peserta didik," kata Prof Aras yang menyebut usulan proyek sudah disampaikan ke Kemenristek Dikti sejak 2015 lalu.
Diperolehnya proyek bergengsi itu oleh Unri disambut positif oleh kalangan alumni. Hanya, saja proyek diharapkan tidak terbengkalai, seperti sejumlah bangunan lain yang mangkrak saat ini di Unri.
"Jangan sampai nanti nasibnya sama seperti audiotorium Gasing Milenium yang sekarang sudah jadi bangunan mangkrak. Juga kampus Fakultas Hukum yang hanya tinggal kenangan. Rumah Sakit Unri juga terbengkalai dan tak selesai," kata Marthen, seorang alumni Unri, Jumat (15/7/2022).
Marthen juga mempertanyakan nasib proyek-proyek mangkrak di Unri yang tak jelas saat ini.
"Nasib proyek mangkrak dan proyek gagal itu harus diperjelas. Apa masalahnya dan siapa yang harus bertanggung jawab," katanya.
Ia meminta pelaksanaan proyek baru senilai Rp 840 miliar dilakukan dengan benar.
"Jangan nanti justru terjadi penyimpangan, apalagi menjurus ke arah korupsi. Harus dicegah secara dini," kata Marthen. (*)