Dulu Loyalis Keras AHY, Kini Ketua Demokrat Riau Asri Auzar Mengaku Dizolimi: Allah Akan Membalas!
SM News, Pekanbaru - Mantan Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Riau, Asri Auzar merasa telah dizolimi oleh DPP Partai Demokrat. Pencopotan dirinya lewat pengangkatan Plt Ketua DPD Demokrat Riau oleh DPP serta terlaksananya Musda V Demokrat Riau, Selasa (30/11/2021) dinilainya sebagai perampasan jabatannya secara paksa dan semena-mena. Seharusnya, jabatannya baru akan berakhir pada Agustus 2022 mendatang.
Asri yang merupakan mantan Wakil Ketua DPRD Riau, hari ini pun langsung menyatakan mundur dari Partai Demokrat. Hal yang sama juga dilakukan sejumlah loyalisnya bahkan dengan membakar seragam partai berlogo mercy tersebut.
Asri mengingatkan para kader Demokrat di seluruh Tanah Air terhadap kejadian yang menimpa dirinya hari ini.
"Saya berpesan kepada kader di seluruh Indonesia, untuk berhati-hati terhadap partai kita hari ini," kata Asri yang melepas jabatan Wakil Ketua DPRD Riau karena mencalonkan diri sebagai Bupati Rokan Hilir 2020 lalu.
BACA JUGA: Setelah Geger Rumah Dinasnya Diserang, Agung Nugroho Aklamasi Jadi Calon Ketua Partai Demokrat Riau
Asri Auzar sebelumnya dikenal sebagai loyalis garis keras Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono yang keren dipanggil pendukungnya dengan singkatan AHY. Ia adalah pentolan keras yang menolak pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Sibolangit, Sumut beberapa bulan Maret lalu.
Saat orasi di Kantor DPP Partai Demokrat pada 7 Maret 2021 lalu, Asri Auzar bahkan terang-terangan menyebut KLB yang memilih Kepala Staf Presiden (KSP) Jenderal (Purn) Moeldoko sebagai Ketum Demokrat adalah gerakan gerombolan pengacau.
"Coba Saudara bandingkan dan bayangkan, hanya dalam waktu 40 menit melahirkan seorang ketua umum yang ada di ujung sana, yang namanya Jenderal Purnawirawan Moeldoko," ketusnya.
BACA JUGA: Rumah Dinas Wakil Ketua DPRD Riau Agung Nugroho Diserang, Apa Motifnya?
Masih dalam bagian video yang sama, Asri bahkan sempat menyebut ada seorang yang mengaku hebat dan bermarwah, melakukan tindakan-tindakan tak bermoral. Tidak diketahui apakah tuduhan itu ditujukan untuk Moeldoko yang diangkat KLB sebagai Ketum Demokrat versi KLB di Sibolangit.
Bahkan dalam videonya yang viral saat itu, Asri dalam orasinya menyatakan dirinya dan Partai Demokrat Riau adalah perisai dan garda terdepan yang akan terus berjuang membela AHY sampai tetesan darah terakhir.
"Para pengkhianat, sadarlah. Dulu anda dibesarkan partai ini. Dulu anda hidup di partai ini. Tapi hari ini anda menjadi pengkhianat," katanya keras saat itu menuding kelompok pro KLB.
"Sekali, kami berpesan. Dari Provinsi Riau, kami adalah perisai dan garda terdepan untuk melawan saudara-saudara (KLB Demokrat). Walaupun nyawa kami lepas dari tubuh. Kami akan tetap bersama Agus Yudhoyono," kata Asri.
Orasi Asri itu diikuti pula oleh aksi cap jempol darah sebagai bentuk dukungan dan loyalitas Demokrat Riau terhadap kepemimpinan AHY.
Namun sembilan bulan setelah orasi berapi-api Asri Auzar membela AHY, hari ucapannya itu berputar 180 derajat. Hari ini ia mengklaim telah menjadi korban penzoliman Demokrat pimpinan AHY.
"Kita sama-sama berjuang kemarin, bersama-sama dengan Ketua Umum AHY, namun kezolimannya hari ini ditunjukkannya kepada Asri Auzar," katanya didampingi sejumlah pendukungnya yang menolak pelaksanaan Musda V Partai Demokrat Riau.
Asri mengaku ikhlas jabatannya diakhiri lewat Musda V Demokrat Riau meskipun pelaksanaannya menurut Asri melanggar AD/ ART partai. Namun ia tetap mengharapkan adanya ganjaran terhadap orang-orang yang diklaim menzoliminya.
"Mudah-mudahan Allah akan tahu dan memberi balasan pada orang yang menzolimi diri saya," kata Asri Auzar. (*)