Sri Lanka Terancam Alami Resesi, Menkeu: Ekonomi Indonesia Jauh Lebih Baik
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebut kondisi ekonomi Indonesia jauh lebih baik dari Sri Lanka. Pasalnya, saat ini Sri Lanka terancam mengalami resesi. Menurutnya, untuk mengukur kondisi ekonomi suatu negara bisa dilihat dari sejumlah indikator.
"Saya rasa seharusnya melihat saja faktual mengenai tadi background setiap negara, sisi kinerja pertumbuhan ekonomi, inflasi, neraca pembayaran, kinerja APBN, kinerja kebijakan moneter, dilihat inflasi, nilai tukar, dan korproasinya," ujar Sri Mulyani saat konferensi pers rangkaian G20 di Nusa Dua, Bali, Rabu (13/7).
Meski demikian, Sri Mulyani tetap waspada dengan ancaman resesi global yang saat ini mengancam pemulihan ekonomi global, termasuk Indonesia. Berdasarkan survei Bloomberg, potensi terjadinya resesi di Indonesia hanya 3 persen. Angka ini jauh lebih kecil dibandingkan Sri Lanka sebesar 85 persen, Selandia Baru 33 persen, dan Korea Selatan 25 persen.
"Kami sebagai pemerintah, policy maker, coba menjaganya. Jadi saya katakan, kami akan kerja berdasarkan data dan cara melihat berbagai kemungkinan risiko yang terjadi dan kami siapkan langkah untuk menanganinya," jelasnya.
Total utang pemerintah Indonesia sebesar Rp 7.002,24 triliun pada Mei 2022. Rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) tercatat sebesar 38,88 persen. Sementara Sri Lanka, rasio utangnya pemerintah mencapai 120 persen terhadap PDB di Juni 2022.
Berikut Perbandingan Ekonomi Indonesia dan Sri Lanka:
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I 2022 sebesar 5,01 persen. Sementara berdasarkan data Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi Sri Lanka di kuartal I 2022 mengalami kontraksi atau minus 1,6 persen.
Inflasi
Inflasi Indonesia di Juni 2022 hanya 0,61 persen (mtm) dan 4,35 persen (yoy). Sementara inflasi di Sri Lanka tembus 54,6 persen (yoy) di Juni 2022.
APBN
APBN Indonesia per Mei 2022 kembali mengalami surplus Rp 132,2 triliun atau 0,74 persen dari produk domestik bruto (PDB). Sedangkan Sri Lanka, melansir data Bank Sentral Sri Lanka (CBSL), Sri Lanka mengalami defisit anggaran 11,1 persen per Mei 2022.
Utang Pemerintah
Total utang pemerintah Indonesia sebesar Rp 7.002,24 triliun pada Mei 2022. Rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) tercatat sebesar 38,88 persen. Sementara Sri Lanka, rasio utangnya pemerintah mencapai 120 persen terhadap PDB di Juni 2022.
Cadangan Devisa
Cadangan devisa Indonesia per Juni 2022 mencapai USD 136,4 miliar lebih tinggi dibandingkan dengan posisi pada akhir Mei 2022 sebesar USD 135,6 miliar. Sementara Sri Lanka, cadangan devisanya hanya USD 50 juta. (R-03)