Pembelajaran Tatap Muka 100%, Psikolog Beberkan Hal yang Harus Dipersiapkan Orang Tua
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Menjelang pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen, ada banyak transisi yang perlu dihadapi orangtua maupun anak selama pandemi Covid-19. Setelah sebelumnya orangtua ditantang untuk mendampingi anak belajar di rumah, kini tantangan kembali datang terkait adaptasi anak pada PTM di sekolah.
Psikolog Growth Center Kompas Gramedia, Arienda Anggraini mengatakan, saat ini para orangtua sudah beradaptasi cara mengajari anak-anak, dan setelah masuk PTM 100 persen, muncul keluhan orangtua yaitu ketakutan.
"Misalnya mereka mempertanyakan apakah sekolah sudah cukup siap, apalagi di usia SD ini kan aktivitas geraknya lebih besar dan lebih sulit diberi pengertian dibandingkan dengan anak-anak SMA atau anak-anak SMP,” ujar Arienda, dalam diskusi online bersama Gramedia bertajuk Gramedia Back to Offline School, dilansir dari laman Direktorat SD Kemendikbud Ristek, pekan lalu.
Untuk meningkatkan kesiapan orangtua dan anak dalam menyambut PTM 100 persen, Arienda memberikan sejumlah langkah yang bisa dilakukan orangtua dan anak.
Pertama yang seharusnya disiapkan, saran Arienda, adalah mental orang tua, karena kondisi saat ini tidak se-ideal dua tahun lalu sebelum pandemi terjadi.
“Jadi dengan segala kondisi saat ini, situasi yang tidak ideal, kita harus menerima, kita bisa beradaptasi, kita bisa rela melepas anak-anak kita harus tatap muka full 100 persen. Jadi orang tua harus bisa menerima dulu kondisi saat ini,” tuturnya.
Kedua adalah adaptasi. Orangtua yang sebelumnya bisa lebih tenang melepas anak-anaknya ke sekolah, makan di kantin, naik kendaraan umum, sekarang orangtua harus beradaptasi seperti bangun lebih pagi untuk menyiapkan bekal dan antar jemput.
“Nah adaptasi ini stresser sendiri buat orang tua. Jadi pertama yang sangat saya sarankan adalah sebagai orang tua harus bisa mengelola stres kita dalam mempersiapkan anak-anak kita PTM 100 persen. Karena kalau kita stres, marah-marah maupun cemas maka energinya akan sampai ke anak-anak,” ujar Arienda.
Selanjutnya, Arienda menyarankan orangtua untuk sering mengajak ngobrol anak-anaknya seperti menanyakan perasaan mereka saat mau masuk sekolah atau menanyakan bagaimana perasaan anak-anak saat bertemu dengan teman-temannya di sekolah. Dari mengobrol itu, kata dia, orang tua akan mampu mengenali emosi anak-anak apakah anak-anak happy atau merasa tidak happy balik ke sekolah.
“Oleh karena itu kita harus tahu dan menerima situasi saat ini tidak sama dengan sebelum ada pandemi. Karena menghadapi PTM 100 persen ini orang tua juga butuh adaptasi lagi, begitu juga dengan anak-anak yang butuh adaptasi lagi untuk kembali ke sekolah. Jadi orangtua harus bisa menerima dulu emosi anak-anak kita dan orangtua juga harus menanyakan apa yang bisa kita bantu untuk membuat anak-anak kita happy ke sekolah,” kata Arienda. (R-03)