Jokowi Bicara Soal Latah Menanam Sawit, Sekali Ambruk Jatuh Semua
SABANGMERAUKE, JAKARTA - Tren kenaikan harga kelapa sawit membuat animo investasi perkebunan meningkat. Namun Presiden Jokowi mengingatkan agar semua pihak tidak sering latah terhadap tren musiman.
Sebaliknya Jokowi menekankan setiap daerah harus terus memperkuat perdagangan antardaerah dan saling menopang antara daerah satu dan lainnya. Ia pun mengharapkan setiap daerah bisa memiliki produk unggulan dan tidak latah dengan produk dari daerah lain.
Hal itu disampaikan Jokowi dalam peresmian pembukaan Apkasi Otonomi Expo Tahun 2021 yang disiarkan melalui Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (20/10/2021).
"Jangan semuanya dikerjain sehingga nanti ke depan bisa saling menopang," kata Jokowi.
"Kita ini kan senangnya latah. Karet rame, semuanya nanam karet. Sawit rame, semuanya nanam sawit. Sawit ambruk, semuanya juga ambruk. Karet harganya, jatuh semuanya juga ikut jatuh. Jangan seperti itu," lanjutnya.
Dia menyebutkan setiap daerah perlu mendiversifikasi produk unggulan lantaran kondisi saat ini yang penuh dengan ketidakpastian, terutama kondisi harga komoditas yang terus berfluktuasi. Selain itu, langkah itu juga bisa menjadi upaya untuk terus memperkuat rantai pasok nasional dalam pemenuhan kebutuhan daerah lain.
Hal tersebut disampaikan Jokowi setelah sebelumnya di acara yang sama menilai daerah yang memiliki produk komoditas saat ini harganya sedang naik. Seperti sawit, batu bara, nikel, dan tembaga yang saat ini sedang terdampak positif karena kondisi perekonomian global yang masih penuh dengan ketidakpastian.
"Akhir-akhir ini mulai terjadi di beberapa negara, di Eropa, di China krisis energi yang semuanya nggak diduga. Tapi kita diuntungkan karena harga komoditas naik. Saya kira daerah yang memiliki kelapa sawit, yang memiliki batu bara, seneng semuanya. Yang memiliki nikel atau yang memiliki tembaga semuanya seneng karena ekonomi di daerah penghasil komoditas pasti akan merangkak naik. Insya Allah akan merangkak naik," kata Jokowi. (*)