Gebrakan Anies Tutup 10 Gerai Holywings dan Formula E Tak Naikkan Elektabilitas, Ini Penyebabnya
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Dua proyek besar yang menjadi ikon baru Kota Jakarta, balapan Formula E dan Jakarta International Stadium (JIS) dinilai tidak mampu mendongkrak elektabilitas Anies Baswedan.
Ajang balap Formula E Jakarta yang digelar 4 Juni lalu mampu mencetak sejumlah rekor jumlah penonton baik yang datang langsung maupun yang menyaksikannya melalui siaran televisi.
Adapun JIS, yang dalam beberapa kesempatan disebut Anies sebagai mahakarya, merupakan stadion berstandar FIFA dengan kapasitas terbesar di Asia Tenggara. Secara desain, banyak yang menyamakannya dengan stadion-stadion serupa di Eropa.
Namun, menurut Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno dua proyek megah itu tak memberi dampak apapun pada keterpilihan Anies Baswedan di survei-survei capres 2024.
Adi Prayitno mengatakan Formula E dan JIS memang mampu mempopulerkan Anies, nama Gubernur DKI itu menjadi pembicaraan publik. Akan tetapi, popularitas dua proyek itu tidak bisa serta merta dikonversi ke tangga elektabilitas.
Elektabilitas Anies, lanjut Adi, hingga sejauh ini belum bisa mengalahkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. "Elektabilitasnya tetap saja dia (Anies) belum beranjak," ujar dia.
Atas dasar itulah, menurut Adi, langkah Anies menutup seluruh outlet Holywings di Jakarta tak banyak berdampak pada elektabilitas Anies Baswedan. Ia mengatakan ada banyak celah yang bisa dipersoalkan dari kebijakan Anies menutup Holywings.
Salah satunya adalah, jika izin usaha Holywings bermasalah, seharusnya, kata Adi, Pemerintah DKI tidak memperbolehkan tempat hiburan itu beroperasi sedari dulu. Apalagi manajemen Holywings pernah melanggar aturan soal kerumunan orang.
Dugaan Adi Prayitno, Anies menutup seluruh Holywings di Jakarta hanya tas dasar desakan publik. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu dinilai sensitif dengan isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) yang melekat pada promosi minuman keras alias miras Holywings.
"Pak Anies menangkap pesan politik publik bahwa Holywings harus ditutup. Ini isunya SARA, bukan karena yang lain," kata Adi Prayitno yang juga menjadi pengajar di UIN Syarif Hidayatullah itu.
Anies Baswedan menjadi satu dari tiga bakal calon presiden yang akan diusung Partai NasDem. Anies menjadi yang paling banyak diusulkan oleh pengurus wilayah Partai NasDem. Namanya diusulkan bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Panglima TNI Jenderal Andik Perkasa.
Survei Polmatrix unggulkan Anies
Survei terbaru dari Polmatrix Indonesia menunjukkan elektabilitas Anies berhasil mengungguli Ganjar dan Prabowo.
Hasil survei Polmatrix yang diriilis Ahad 26 Juni 2022 lalu, elektabilitas Anies Baswedan di poisis teratas sebesar 20,8 persen, disusul Prabowo dengan elektabilitas sebesar 19,3 persen, kemudian Ganjar Pranowo sebesar 18,8 persen.
Elektabilitas Anies Baswedan di bursa capres terus mengalami peningkatan sepanjang paruh pertama 2022. Bila dibandingkan dengan survei pada bulan Maret 2022, nama-nama yang menguasai enam besar capres mengalami penurunan elektabilitas, kecuali Anies.
Direktur Eksekutif Polmatrix Indonesia Dendik Rulianto mengatakan melejitnya nama Anies tidak lepas dari dukungan yang diberikan sejumlah partai politik untuk mengusungnya sebagai capres. Misalnya, Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai NasDem yang secara resmi mengusulkan nama Anies Baswedan.
Kepada Majalah Tempo, Anies menyatakan masih berfokus pada urusan DKI Jakarta. Ia akan mengakhiri masa jabatannya pada Oktober 2022 mendatang.
"Saya mengapresiasi dukungan tersebut. Ini adalah sebuah kehormatan. Tapi saya saat ini masih menjalankan amanah sebagai Gubernur DKI Jakarta. Saya masih berfokus mengurus Jakarta sampai Oktober tahun ini," ujar Anies, Senin, 27 Juni 2022. (*)