Harga Sawit Anjlok Terjun Bebas, Mahasiswa UIR: Gubernur Riau Diam di Tempat!
SABANGMERAUKE NEWS, Pekanbaru - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum Universitas Islam Riau (UIR) mengeritik keras sikap diam pemerintah daerah terkait terus anjloknya harga kelapa sawit petani. Mahasiswa menilai Gubernur Riau Syamsuar tidak berbuat apa-apa dengan kondisi yang membuat petani sawit terpuruk saat ini.
Kondisi tersebut membuat BEM Fakultas Hukum UIR menggelar aksi tebar spanduk di sejumlah lokasi di Pekanbaru yang dipasang, Minggu (3/7/2022) subuh tadi. Lewat spanduk tersebut, mahasiswa menyuarakan penderitaan petani sawit yang bertolak belakang dengan kemewahan pejabat.
"Petani Sawit Sekarat, Riau Darurat. Gubernur Diam di Tempat! Karena Sawitku, Mewah Rumahmu!" demikian bunyi spanduk yang ditebar mahasiswa.
"Harga Sawit Hancur, Kebijakan Pemerintah Ngawur. BEM Fakultas Hukum UIR Bersama Petani. Saatnya Kami Bangkit, Melawan Pemerintah yang Sedang Sakit. Petani Sawit Melawan," tulis spanduk kampanye mahasiswa.
Pemasangan spanduk dilakukan di beberapa titik di area Jalan Sudirman, flyover RS Awal Bros dan flyover Simpang Jalan Nangka.
Gubernur BEM Fakultas Hukum UIR, Dedi Sofhan mempertanyakan sikap dan langkah pemerintah dalam mengendalikan terus anjloknya harga sawit di Riau.
"Harga sawit anjlok, tapi minyak goreng belum turun. Pemerintah kerja apa saja?" ujar Dedi Sofhan.
Ia menilai, mahalnya harga minyak goreng di tingkat konsumen tidak seimbang dengan harga tandan buah segar (TBS) sawit di tingkat petani yang pada saat ini terjun bebas. Padahal, kelapa sawit merupakan bahan baku utama minyak goreng di Indonesia.
Harga TBS kelapa sawit saat ini sudah di bawah Rp 1.000 per kg. Rata-rata, harga TBS sawit di Provinsi Riau hanya pada kisaran Rp 800 per kg.
Dengan harga sawit yang sangat murah tersebut, tidak masuk akal bila dibandingkan pengeluaran pupuk dan perawatan. Mahasiswa khawatir petani tidak akan panen sawit lagi karena harganya tidak sesuai bahkan bisa dikategorikan merugi.
Atas anjloknya harga sawit tersebut, BEM Fakultas Hukum UIR mendesak pemerintah daerah terutama Gubernur Riau untuk mengambil tindakan nyata.
"Bangun dari tidur. jangan diam saja seakan-akan semuanya baik baik saja. Saat ini, rakyat menjerit petani sawit banyak kebutuhan namun ekonomi makin sulit," tegas Dedi Sofhan.
Ia merasa miris karena pemerintah seolah diam dan tak berdaya menghadapi kondisi saat ini.
"Provinsi Riau adalah penghasil kelapa sawit terbesar. Namun kami melihat, pemerintah tidak ada rasa peduli dan berterimakasih kepada para petani. Padahal jika bukan dari sawit, kalian tidak akan ada apa-apanya," tegas Dedi.
BEM Fakultas Hukum UIR pun mengancam akan turun ke jalan bersama ribuan petani sawit.
"Jika pemerintah daerah masih diam saja, maka kami mahasiswa akan turun ke jalan bersama petani sawit," kata Dedi. (*)