Suku Ini Wajibkan Bibi Pengantin Wanita Bersetubuh dengan Mempelai Pria, Dianggap sebagai Latihan Seks Malam Pertama
SabangMerauke News - Aneh tapi nyata. Hal yang tabu menurut banyak orang, tapi bagi suku tertentu justru dianggap sebagai tradisi adat yang dilestarikan turun temurun. Termasuk di antaranya kebiasaan aneh dalam hubungan seksual, tapi bagi komunitas tertentu dijadikan hal yang lazim.
Salah satu suku di Uganda, Afrika Timur memiliki sebuah tradisi menjelang perkawainan yang cukup unik dan jarang diketahui.
Dalam tradisi menjelang perkawinan di suku Ankole, atau disebut juga dengan Banyankole, malam pertama pernikahan pria kemungkinan besar akan dihabiskan dengan bibi pengantin wanita.
Kebiasaan dari suku yang juga penduduk dari kerajaan tradisional Bantu itu mewajibkan bibi pengantin wanita untuk bercinta dengan pengantin pria sebelum pasangan dapat melakukan hubungan intim.
Karena pantangan melakukan hubungan intim sangat dijunjung tinggi di suku asal Afrika tersebut, maka pernikahan awal dianggap kurang berpengalaman untuk memuaskan suami di ranjang.
Oleh karena itu, tugas tersebut pertama diserahkan kepada bibi sang pengantin wanita.
Pengantin pria dan wanita hanya dapat berhubungan intim setelah pernikahan pria melewati tes tersebut, sehingga kelulusan adalah hal yang sangat penting.
Ujian tersebut juga dapat mengikutkan proses di mana para bibi akan mendengar dan melihat kedua mempelai ketika melakukan hubungan intim.
Tradisi ini serupa dengan yang biasa dilakukan oleh masyarakat Zulu di Afrika Selatan. Meskipun sudah dilakukan pelarangan oleh pihak pemerintahan, tes yang satu ini populer untuk dilakukan.
Pada ritual ini, keperawanan wanita muda akan dilihat melalui tes yang dilakukan oleh seorang penguji yang sudah berpengalaman.
Perempuan yang akan melalui proses uji coba akan dituntun ke sebuah ruangan tertutup.
Penguji kemudian akan menggunakan tangan kosongnya untuk membuka alat kelaminnya. Ini dilakukan agar mereka dapat melihat apakah sempurna dara masih ada atau tidak.
Bila berhasil, maka wanita itu akan mendapat sertifikat keperawanan. Ia juga akan berpartisipasi dalam Umhlanga, sebuah acara selama delapan hari di mana kaum perempuan akan menari dada di hadapan raja.
Ini bukan satu-satunya ritual yang dilalui oleh warga Ankole. Dimulai dari umur delapan hingga sembilan tahun, gadis dari suku Ankole sudah dipersiapkan untuk pernikahan. Bibinya akan mengajarkan dia cara berperilaku layaknya seorang wanita.
Ia akan digemukkan dengan memakan daging sapi, padi-padian, dan susu agar dianggap lebih menarik, karena orang kurus dianggap kurang menarik. Selain itu, ia juga akan diberi tahu untuk menghindari seks sebelum pernikahan, dengan ancaman pembunuhan atau dikucilkan bila melanggar.
Setelah mencapai usia matang untuk menikah, maka calon pengantin pria akan berdoa hingga 10 sapi, kambing, dan juga bir. Setelah 10 hari, ia akan dilibatkan dalam tradisi pembakaran dapur, Okukoza Omuiro. (*)