2 Provinsi di Sumatera Alami Penuaan Populasi Penduduk Tertinggi, Riau Bagaimana?
SabangMerauke News - Terdapat delapan provinsi di Indonesia yang mengalami penuaan penduduk.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengungkapkan, jumlah lansia diprediksi akan terus bertambah setiap tahunnya.
"Tentu jumlah lansia akan meningkat terus dan kalau kita lihat di negara kita, itu nantinya pada 2045 jumlah lansia kita juga sudah akan bertambah," kata Hasto, Jumat(17/5/2022).
Meskipun memiliki jumlah lansia yang tinggi, hal itu juga dibarengi dengan peningkatan harapan hidup dan indeks pembangunan manusia.
Berikut jumlah penduduk lansia di delapan provinsi berdasarkan data dari BKKBN:
1. Daerah Istimewa Yogyakarta: 15,52 persen
2. Jawa Timur: 14,53 persen
3. Jawa Tengah: 14,17 persen
4. Sulawesi Utara: 12,74 persen
5. Bali: 12,7 persen
6. Sulawesi Selatan: 11,2 persen
7. Lampung: 10,22 persen
8. Jawa Barat: 10,18 persen.
Mayoritas dalam kondisi ekonomi miskin
Hasto menyebutkan bahwa masih tetap diperlukan upaya-upaya yang mampu mengawasi para lansia di delapan provinsi tersebut agar tercipta lansia tangguh dan berkualitas.
Hal tersebut dikarenakan mayoritas lansia hidup dalam kondisi ekonomi yang miskin. Sedangkan yang hidup dengan produktif pada usia lanjut hanya berjumlah 20 persen lansia.
"Produktivitas lansia harus terus dijaga guna mencegah terjadinya ledakan penduduk non-produktif yang menambah beban negara," ujar Hasto.
Berdasarkan data dari BPS dan Susenas pada Maret 2019, banyak lansia yang mengenyam pendidikan rendah atau bahkan tidak pernah bersekolah.
Berikut perinciannya:
Lansia kalangan bawah
Tidak pernah sekolah: 22,22 persen
Tidak tamat tingkat SD: 39,79 persen
Lansia kalangan menengah
Tidak pernah sekolah: 12,98 persen
Berhasil tamat SD: 30,39 persen
Lansia kalangan atas
Tidak pernah sekolah: 5,06 persen
Berhasil tamat SD: 25,37 persen.
Penyebab penuaan penduduk
Menurut Hasto, permasalahan angka produktif pada lansia di kemudian hari perlu dikritik.
Sebab, pada 2035 diperkirakan dari 100 penduduk produktif setidaknya akan menanggung sekitar 50 penduduk tidak produktif.
Sehingga, pada 2035 sampai 2045 nantinya dibanjiri dengan lansia yang belum memiliki ketangguhan ekonomi dan berpendidikan rendah.
"Jadi kita akan jelas terbebani. Oleh karena itu, mulai sekarang kita harus memikirkan apa yang harus dipikirkan," ungkapnya.
Hasto meminta setiap perwakilan daerah untuk meningkatkan program-program kerja yang dapat menjaga kondisi kesehatan lansia agar menjadi produktif, tangguh, dan mandiri. Selain itu, dapat membuat lansia menjadi bermartabat sekaligus meningkatkan angka harapan hidup manusia.
Hal itu dilakukan agar tercapai Indonesia Emas 2045 dengan penduduknya yang berkuaitas sesuai permintaan Presiden Joko Widodo.
"Provinsi yang saya sebutkan tadi tentu yang sudah cukup populasi lansianya. Kami mohon perhatian dari bapak ibu di provinsi agar Program Bina Keluarga Lansia (BKL)-nya coba ditingkatkan," kata Hasto.
Indonesia sudah memasuki era ageing population atau penuaan penduduk.
Penuaan penduduk di Indonesia terjadi karena meningkatnya harapan hidup (AHH) dan menurunnya angka kelahiran.
Angka harapan hidup masyarakat Indonesia pada 2010 adalah 69,81 tahun, kemudian meningkat menjadi 71,47 tahun pada 2020.
Lalu, pemahanan masyarakat terkait pembatasan jumlah anak melalui program Keluarga Berencana (KB) juga telah semakin baik. Program KB yang berjalan tersebut membuat angkat kelahiran penduduk Indonesia menurun.
Sehingga, jumlah populasi kelompok usia muda semakin berkurang dan populasi kelompok usia tua semakin banyak. (*)