Apa Kabar Alat Berat Tangkapan di Hutan Lindung Bukit Betabuh Kuansing? Ini Kata Abriman
SabangMerauke News, Kuansing - Kepala UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Singingi, Abriman menyatakan, proses hukum terhadap penangkapan alat berat eskavator di Hutan Lindung Bukit Betabuh masih terus berlanjut. Pihaknya, masih terus melengkapi berkas administrasi penyidikan perkara tersebut.
Meski demikian, hingga kini tim polisi kehutanan Dinas LHK Provinsi Riau belum mengajukan surat izin penyitaan alat berat tersebut ke Pengadilan Negeri Teluk Kuantan. Abriman beralasan masih ada tahapan administrasi yang harus dituntaskan dan dilengkapi lebih dulu.
"Tim penyidik Dinas LHK Riau pada Senin atau Selasa mendatang akan datang Kuansing untuk melanjutkan semua proses administrasi penangkapan alat berat," kata Abriman kepada SabangMerauke News, Jumat (17/6/2022).
Ia menjelaskan, setelah tim penyidik Dinas LHK Riau menyelesaikan proses administrasi, kemungkinan alat berat tersebut akan dibawa ke Pekanbaru.
"Saat ini, alat berat yang ditangkap masih berada di tempat penitipan di Polres Kuansing," kata Abriman.
Sebelumnya, pada Minggu (12/6/2022) lalu, tim UPT KPH Singingi Dinas LHK Riau berhasil menangkap alat berat jenis eskavator sedang beraktivitas di Hutan Lindung Bukit Betabuh. Alat berat berwarna kuning itu diketahui merek Sany. Penangkapan dilakukan saat alat berat tersebut beroperasi di Desa Air Buluh, Kuantan Mudik.
Abriman menjelaskan, pihaknya hanya dapat mengamankan alat berat tersebut. Sementara pemilik dan operator diduga lari lebih dulu.
Ia mengaku belum mengetahui siapa pemilik alat berat yang sejak lama sudah dilaporkan masyarakat kerap beraktivitas di kawasan hutan lindung. Diduga, pemilik alat berat tersebut inisial A.
"Kita belum tahu siapa pemiliknya. Sedang kita dalami," kata Abriman.
Seorang warga yang mengetahui penangkapan tersebut sempat melihat petugas Dinas LHK Riau melakukan penangkapan.
"Ada penangkapan alat di sini, Pak. Diduga kuat alat berat tersebut milik A. Alat tersebut sedang melakukan perambahan di hutan lindung," kata seorang warga kepada media ini. (*)