Dekan FISIP Universitas Riau Diperiksa sebagai Tersangka Dugaan Perbuatan Cabul Mahasiswi
SM News, Riau - Untuk pertama kalinya sejak ditetapkan sebagai tersangka, Dekan FISIP Universitas Riau, SH diperiksa Polda Riau, Senin (22/11/2021). Pemeriksaan berlangsung di ruangan Direktorat Kriminal Umum Polda Riau.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Riau, Kombes (Pol) Teddy Ristiawan membenarkan adanya pemeriksaan terhadap SH. Kepada wartawan ia menyebut pemeriksaan SH sebagai tersangka dalam kasus dugaan perbuatan cabul terhadap mahasiswi LB (20).
"Sedang dilakukan pemeriksaan," kata Kombes Teddy kepada wartawan, Senin siang.
Kuasa hukum tersangka SH, belum memberikan keterangan soal pemeriksaaan kliennya hari ini.
Sebelumnya Polda Riau telah mengirimkan surat pemberitahuan dimulainya penyidikan (SPDP) kasus dugaan pelecehan mahasiswi FISIP Universitas Riau kepada Kejaksaan Tinggi Riau. SPDP sudah diterima pekan lalu yakni 11 November silam.
"SPDP atas nama terlapor SH (Syafri Harto, red) sudah diterima dari Ditreskrimum Polda Riau. Kita masih menunggu berkas untuk dilakukan penelitian," kata Kasipenkum Kejati Riau, Marvelous kepada wartawan, Selasa (16/11/2021).
Dalam SPDP tersebut status dosen SH (Syafri Harto, red) masih tertulis sebagai terlapor. Marvelous menyatakan kejaksaan telah menerbitkan P-16 terkait surat perintah penunjukkan jaksa penuntut umum (JPU). Selanjutnya jaksa akan memantau perkembangan perkara tersebut.
Pemeriksaan Pakai Alat Pendeteksi Kebohongan
Diwartakan sebelumnya, penyidik Mabes Polri telah menurunkan alat pendeteksi kebohongan (lie detector) untuk memeriksa Syafri Harto, dosen terlapor kasus dugaan pencabulan terhadap mahasiswi LB (20). Pemeriksaan menggunakan lie detector untuk mengecek kebenaran keterangan yang sudak dikorek dari Syafri Harto.
Penanganan kasus ini sudah dinaikkan ke jenjang penyidikan pada pekan lalu. Namun, Polda Riau belum mengumumkan status hukum Syafri Harto setakad ini masih disebut terlapor.
Kabid Humas Polda Riau, Kombes (Pol) Sunarto menyatakan, penggunaan lie detector untuk mengetahui apakah keterangan yang diberikan Syafri Harto bohong atau tidak.
"Turun petugas dari Mabes Polri untuk menggunakan alat lie detector," kata Sunarto kepada media, Senin (15/11/2021).
Saat ini penyidik Polda Riau sudah memeriksa lebih dari 13 orang saksi. Termasuk pelapor, terlapor, keluarga pelapor dan sejumlah staf Dekanat FISIP Universitas Riau. Pada Jumat pekan lalu, Rektor Universitas Riau, Prof Aras Mulyadi juga sudah dimintai keterangan sebagai saksi.
Penyidik Polda Riau telah menggelar pra-rekonstruksi kasus dugaan dosen FISIP Universitas Riau, Syafri Harto yang dituduh mencium mahasiswi LB (20). Usai menggelar pra-rekonstruksi yang menghadirkan pelapor, terlapor dan saksi lainnya secara terpisah, Polda Riau menaikkan perkara tersebut ke jenjang penyidikan.
Polda Riau juga sudah memasang segel police line di ruangan kerja Syafri Harto yang juga merupakan Dekan FISIP Universitas Riau. Penyegelan dilakukan untuk mengamankan lokasi kejadian yang diduga tempat Syafri Harto mencium pipi mahasiswi LB.
Saling Lapor Polisi
Sebelumnya saling lapor ke polisi terjadi antara Syafri Harto (SH) dengan LB. SH melaporkan LB dan akun instagram Komahi_UR ke Polda Riau atas dugaan pidana penghinaan dan pencemaran nama baik lewat media informasi transaksi elektronik (ITE) pada Sabtu (6/11/2021) lalu. Akun instagram tersebut memuat testimoni mahasiswi LB yang mengaku telah dilecehkan oleh SH saat melakukan konsultasi bimbingan skripsi ke SH. LB mengaku kejadian tersebut terjadi pada 27 Oktober lalu.
LB menuding SH telah mencium pipinya dan juga ingin mencium bibirnya namun urung terjadi. Unggahan video di instagram Komahi_UR tersebut viral hingga ditonton jutaan orang. Tak hanya akun Komahi_UR yang memposting, namun video itu juag dibagikan oleh banyak orang, termasuk kalangan selebgram nasional.
Sehari sebelumnya yakni Jumat (5/11/2021), mahasiswi LB lebih dulu melaporkan SH ke Polresta Pekanbaru. Ditemani LBH Pekanbaru dan elemen mahasiswa kampus, LB melaporkan dugaan pelecehan yang dialaminya tersebut.
Sebaliknya, SH menyatakan laporan yang dilayangkannya ke Polda Riau semata untuk mencari keadilan akibat telah rusaknya nama baik dan marwah dirinya akibat viralnya video testimoni mahasiswi LB tersebut.
"Video tersebut telah merusak nama baik saya dan juga merusak marwah institusi tempat saya bekerja. Sebagai warga negara yang baik, saya menempuh upaya hukum," kata SH yang merupakan Dekan FISIP Universitas Riau.
Pihak Rektorat Universitas Riau mengklaim telah membentuk tim pencari fakta (TPF) untuk menelisik kasus dugaan pelecehan di lingkungan kampus tersebut. Wakil Rektor I Universitas Riau, Prof Sujianto menyatakan tim akan bekerja secara independen untuk mengungkap fakta yang sebenarnya terjadi. (*)