Tiongkok Nyatakan Perang Lawan Mata Uang Kripto
SM News - China semakin serius dalam menindak segala macam bentuk penambangan dan penyebaran informasi soal mata uang kripto. Hal ini digunakan untuk menghambat laju investor kripto di negara itu.
Baru-baru ini, pemerintahan Presiden Xi Jinping membekukan beberapa outlet berita yang fokus mengabarkan soal mata uang virtual itu.
Outlet berita ChainNews menyatakan pada bahwa situs webnya akan menangguhkan layanan selama delapan hingga 10 jam karena peningkatan pemeliharaan. Namun hingga saat ini situs tersebut tetap tidak aktif baik dalam maupun di luar China.
Hal yang sama juga dialami oleh Odaily. Situs online yang mencakup cryptocurrency dan token itu juga telah offline dalam beberapa hari terakhir.
Sementara itu, Beijing juga mulai menindak setiap perusahaan milik negaranya yang terlibat dalam bentuk ekstraksi mata uang digital. Setiap perusahaan yang kedapatan ada dalam operasi itu akan dijatuhi tagihan energi yang jauh lebih besar.
"Mata uang virtual tidak memiliki status yang sama dengan mata uang legal," sebut Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China (NDRC) pekan lalu.
China menganggap mata uang kripto merupakan hal yang tidak baik bagi perekonomian. Media pemerintah China, CCTV, bahkan mengatakan cryptocurrency adalah aset yang diatur dengan ringan dan sering digunakan dalam perdagangan pasar gelap, pencucian uang, penyelundupan senjata.
"Perlu untuk menindak penambangan bitcoin dan perilaku perdagangan, dan dengan tegas mencegah transmisi risiko individu ke bidang sosial," ujar Wakil Perdana Menteri China Liu He.
Kemarin, harga bitcoin menguat meski dalam tujuh hari sebelumnya justru merosot tajam. Bitcoin kini semakin menjauhi rekor tertinggi sepanjang masa US$ 68.789,63 yang dicapai pada 10 November lalu. (*)