Datuk Febri Ingatkan Pemkab Meranti Tak Kirim Kafilah ke MTQ Riau 2022: Alquran Hukumnya Fardu Kifayah, Kami Tak Mau Dilaknat!
SabangMerauke New, Selatpanjang - Keprihatinan atas absennya Kabupaten Kepulauan Meranti di perhelatan Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) Riau 2022 di Rohil, terus menimbulkan keprihatinan sejumlah kalangan. Alasan tidak dianggarkannya biaya dalam APBD untuk pemberangkatan kafilah dari Kepulauan Meranti dinilai tidak pantas dan wajar.
Tidak saja kalangan tokoh masyarakat Kepulauan Meranti yang mempersoalkan hal tersebut. Perhatian dari warga Riau lain juga begitu besar. Salah satunya dari mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Riau, Datuk Budi Febriadi.
BERITA TERKAIT: Waduh! Kepulauan Meranti Absen di MTQ Provinsi Riau 2022, Alasannya Bikin Miris
Datuk Febri mengaku telah bertemu dengan Ketua Lembaga Pengelola Tilawatil Qur'an (LPTQ) Riau Ahmadsyah Harrofie. Ia meminta LPTQ Riau memberikan dispensasi perpanjangan waktu pendaftaran dan mengupayakan agar kafilah Kepulauan Meranti tetap tampil dalam ajang syiar Islam tersebut. Batas waktu pendaftaran memang telah ditutup pada Kamis (9/6/2022) lalu.
"Kami meminta untuk memberikan tenggat waktu buat pendaftaran khusus kafilah Kabupaten Kepulauan Meranti," kata Datuk Budi Febriadi yang juga merupakan Sekretaris Yayasan Negeri Riau Pesisir, Minggu (12/6/2022).
BERITA TERKAIT: Prihatin Kepulauan Meranti Absen di MTQ Riau 2022, Relawan Gelar Gerakan Seribu Rupiah: Pemkab Lukai Hati Masyarakat!
Datuk Febri mengaku rela meninggalkan kegiatan Grand Ceremony 50 Tahun HIPMI di Jakarta Convention Jakarta, demi bertemu dengan ketua LPTQ Riau.
"Saat mendengar berita adanya kafilah yang tidak bisa berangkat karena terkendala biaya. Saya langsung merasa terusik dan langsung pulang ke Riau dan meninggalkan agenda besar itu untuk bertemu Ketua LPTQ, meminta memperpanjang waktu pendaftaran," ujar Budi yang kini menjabat Ketua Kompartemen Investasi, Luar Negeri dan Komunikasi HIPMI Pusat.
Datuk Budi juga mengaku telah menghubungi Ketua LPTQ Kepulauan Meranti, Agus Syafri dan meminta untuk segera mendaftarkan qori dan qoriah ke panitia MTQ Riau 2022.
"Namun, LPTQ di Meranti belum bisa bersikap dan memberikan jawaban karena harus menunggu instruksi dan petunjuk dari Bupati," ungkapnya.
Sebagai seorang kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang menjadikan Al Qur'an sebagai nafas perjuangan, Budi merasa sedih jika kalam ilahi itu tidak ada yang memeliharanya.
Santri alumnus Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung, Indragiri Hilir ini menegaskan, urusan yang berkaitan dengan Alquran adalah fardu kifayah baginya. Dan bila tak ada yang mau bergerak membela Alquran, maka seluruh negeri akan karam, menerima bala dan dosa dari Allah.
"Saye dahulu ingat betul saat belajar Quran dan hadist. Bahwa hukum mempelajari ilmu tajuwid adalah fardu kifayah dan mengamalkannya fardu 'ain. Bila tak ada satu pun manusia di Negeri Melayu ini yang mau membela para qori dan qoriah penjaga Al Qur'an, maka akan terlaknat dan berdosalah seluruh negeri kita. Kami dari Yayasan Negeri Riau Pesisir tak ingin laknat menanggung dosa akibat kecewanya para pecinta Alquran negeri Tanah Jantan," tegas Datuk Budi.
Siap Jadi Sponsor Utama
Datuk Budi menegaskan, dirinya bersama
Yayasan Negeri Riau Pesisir siap turun tangan membantu kafilah Negeri Tanah Jantan untuk ikut serta dalam MTQ tingkat Provinsi Riau tahun ini.
"Kami siap menjadi donatur bagi kafilah Kabupaten Kepulauan Meranti untuk mengikuti MTQ tingkat Provinsi Riau di Rokan Hilir pada Juli mendatang. Kami ingin membuktikan bahwa Yayasan Negeri Riau Pesisir didirikan adalah dengan misi suci mengangkat harkat dan martabat budaya Melayu pesisir Selat Malaka yang merupakan wajah Indonesia di mata dunia dan budaya Melayu itu sendiri adalah Alquran," ungkapnya.
Ia menjelaskan, segala kebutuhan para qori dan qoriah Kepulauan Meranti akan ditanggung sepenuhnya. Adapun donasi yang telah terkumpul oleh masyarakat akan dikolaborasi kan untuk uang saku para qori dan qoriah.
"Semua kebutuhan para qori dan qoriah dari Kepulauan Meranti kami tanggung semuanya. Kami siap menjadi sponsor utama. Baik itu trasnportasi, konsumsi dan penginapannya akan kita carikan yang terbaik. Dan bila perlu saya yang akan menjemput mereka langsung. Adapun donasi yang telah dikumpulkan masyarakat, bisa saja uang itu diberikan sebagai uang saku mereka. Untuk itu kami berharap tidak ada lagi kendala bagi qori dan qoriah Kepulauan Meranti dalam ajang MTQ ini," tuturnya.
Datuk Budi juga menepis jika ada tudingan Yayasan Negeri Riau Pesisir mengambil sikap tersebut untuk kepentingan politik sesaat. Datuk Budi menegaskan kalau dirinya bukan politisi.
Yayasan Negeri Riau Pesisir, kata Datuk Budi, didirikan para guru besar serta profesional muda yang terlahir di beberapa wilayah 7 kabupaten di pesisir Riau.
"Saya bukan politisi atau anggota partai politik. Saya juga bukan orang kaya. Saya hanya orang biasa yang merasa terpanggil untuk ikut membantu para penjaga Alquran," pungkasnya. (R-01)