Geger Video Mesum Diduga Biduan di Kuansing, Tokoh Adat Sedih dan Prihatin
SabangMerauke News, Kuansing - Masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) digemparkan oleh beredarnya video beradegan seksual sepasang muda-mudi. Disebut-sebut, pemeran wanita video tersebut mirip dengan seorang biduan (penyanyi) yang sering manggung di Negeri Pacu Jalur tersebut. Meski demikian, kebenaran soal posisi dan lokasi pemeran video belum dapat dikonfirmasi.
Kabarnya, pemeran wanita dalam video tersebut telah mendatangi Mapolres Kuansing beberapa hari lalu. Sang wanita ditemani oleh ibu kandungnya.
Namun, Kasat Reskrim Polres Kuansing, AKP Marudut Tua mengaku kalau pihaknya belum menerima laporan dari wanita yang disebut-sebut pemeran adegan video asusila tersebut.
Saat dikonfirmasi SabangMerauke News, Jumat (11/6/2022) kemarin, AKP Marudut terkesan tidak memberikan keterangan soal penanganan kasus tersebut.
"Apalagi yang mau dikonfirmasi. Kan sudah naik beritanya," kata AKP Marudut.
Marudut menyarankan media tidak memblow up berita soal video asusila tersebut. Meski perempuan yang disebut-sebut pemeran adegan itu sudah dewasa, namun media diharap menjaga harkat dan kehormatannya.
Video asusila tersebut viral beredar di tengah masyarakat Kuansing saat ini. Diduga, kegiatan seksual itu direkam oleh pasangan atau pacar sang wanita di dalam sebuah kamar. Namun, video itu tidak menampilkan wajah sang pria. Yang terlihat hanya wajah dari pemeran wanitanya.
Tokoh Adat Kuansing Prihatin
Beredarnya video mesum itu direspon rasa keprihatinan oleh tokoh masyarakat dan adat di Kuansing. Apalagi, pemberitaan tentang kejadian-kejadian tak senonoh yang terjadi di Kuansing dalam beberapa hari terakhir dirasa sangat memalukan.
Selain soal video mesum yang viral, beberapa waktu lalu juga muncul pemberitaan tentang seorang perempuan yang diduga memiliki istri dua (poliandri). Sang wanita dikenakan sanksi adat diusir dari kampung sebuah desa di Kuansing.
Kejadian negatif lain yakni soal seorang kakek yang mencabuli anak di bawah umur dan seorang pedagang yang menggagahi remaja di Kuansing.
"Rentetan kabar dan kejadian itu membuat kita terenyuh dan sedih atas bobroknya moral saat ini. Kejadian itu sangat memprihatinkan sekali," kata Datuk Penghulu Muncak Kenegerian Simandolak, Datuak Junai kepada SabangMerauke News, Sabtu (11/6/2022).
Datuak Junai menyatakan, peristiwa-peristiwa tak bermoral ini telah menimbulkan tanda tanya, apa penyebab sesungguhnya. Padahal, sudah pasti perilaku itu melenceng dan melanggar nilai-nilai agama, adat dan etika masyarakat.
"Jika benar hal-hal seperti ini, tentu ada sebab musababnya. Kemana mau kita rujuk untuk mencari akar masalahnya. Mengapa subur dan berkembang kejahatan dan tergerus moralitas masyarakat," katanya.
Meski kejadian itu merupakan perbuatan oknum, namun hal tersebut telah mempermalukan masyarakat.
"Apakah ini marena nilai-nilai agama yang sudah pudar atau nilai-nilai etika yang tidak lagi menjadi tabu di masyarakat. Memang yang berbuat itu hanya oknum atau personal namun kejadian itu berada di wilayah Kuansing, "paparnya sedih.
Sebagai salah seorang pemangku adat di Kuansing, Datuak Junai meminta perhatian pemerintah daerah. Bagaimana upaya atau bentuk nyata dalam menghadapi atau mengatasi hal hal seperti kejadian yang terasa memalukan sebagai masyarakat Kuansing.
Ia juga meminta agar pemangku adat, pemuka agama dan pihak keluarga tak henti terus membina warga dan keluarga masing-masing agar terhindar dari hal-hal yang memalukan seperti yang terjadi.
"Tingkatkan pengawasan dan terus menanamkan nilai-nilai agama dan adat istiadat kepada keluarga dan anak-anak kita," harapnya. (cr4)