Tiket Wisata Borobudur Rp 750 Ribu, Cuma Bisa Dinikmati Orang Kaya?
SabangMerauke News, Jawa Tengah - Anggota Komisi VI DPR Fraksi Gerindra Andre Rosiade mengkritik rencana pemerintah menetapkan tarif baru harga tiket naik Candi Borobudur menjadi Rp 750 ribu. Andre mewanti-wanti jangan sampai situs sejarah itu dikenal sebagai wisata premium.
Mulanya, Andre mengaku telah menyampaikan keberatannya itu kepada Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney Dony Oskaria. InJourney adalah holding pariwisata bentukan BUMN, salah satu anggotanya ialah PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (TWC), yang merupakan pengelola langsung kawasan Borobudur.
"Tadi saya sudah menyampaikan keberatan ke Pak Dony Oskaria, jangan sampai wisata candi itu hanya bisa dinikmati oleh orang kaya. Meskipun tadi ada alasan beliau menyampaikan untuk pelajar itu Rp 5.000. Ya tapi kalau itu wisata keluarga, gimana? Kalau gitu, kan begitu mahal. Nah, ini yang harus dipertimbangkan pemerintah," kata Andre Rosiade saat dihubungi, Minggu (5/6/2022).
"Jangan sampai Candi Borobudur yang dikenal sebagai wisata keluarga di Jawa Tengah dan masyarakat Indonesia itu menjadi wisata premium," lanjutnya.
Andre kemudian menyebut akan membahas persoalan ini dalam rapat kerja (raker) DPR dengan Menteri BUMN Erick Thohir, Selasa (7/6/2022).
"Untuk itu, hari Selasa besok dijadwalkan kami pukul 10.00 WIB rapat dengan Menteri BUMN untuk membahas RKP 2023. Ini menjadi topik yang akan saya tanyakan ke Pak Menteri. Kita ingin jangan sampai wisata candi itu menjadi wisata orang kaya, gitu, lho," kata anggota Dewan Pembina Gerindra itu.
Andre sepakat dengan upaya menjaga bangunan candi sehingga jumlah kunjungan orang harus disesuaikan dengan kapasitas bangunan. Namun rencana menaikkan tarif tiket tersebut dia nilai hanya akan menjadikan Candi Borobudur sebagai destinasi wisata untuk orang kaya.
"Kalau memang untuk menjaga keberlangsungan bangunan, saya setuju, tapi caranya tidak perlu menaikkan harga tiket semahal itu, yang memberikan kepada rakyat menjadikan wisata candi ini mahal, hanya untuk orang kaya. Mana rasa keadilan terhadap rakyat," kata Andre.
Alih-alih menaikkan tarif tiket, Andre menyarankan pemberlakuan sistem pemesanan dan pembelian tiket secara online untuk membatasi jumlah pengunjung per hari. Lantas upaya menjaga struktur bangunan candi dengan membatasi kapasitas orang yang berkunjung akan teratasi tanpa perlu membebani masyarakat dengan tarif tiket yang mahal.
"Kalau memang harus dibatasi 1.200 orang per hari, ya tentu ada cara pemerintah membatasi, misalnya, pembelian tiket daftar dulu lewat online. Kan bisa, ada caranya. Yang sudah daftar 1.200 pertama, ya, itulah yang mendapat jadwal bisa naik ke atas candi gitu, lho, tanpa memberatkan beban masyarakat dengan Rp 750 ribu itu," ujar Andre. (*)