Angka Kelahiran di Jepang Separuh dari Jumlah Kematian, Resesi Seks Kian Ancam Masa Depan
SabangMerauke News - 'Resesi seks' mulai melanda Jepang. Hal ini terlihat dari sebuah laporan pemerintah yang menyebut angka kelahiran Negeri Sakura merosot.
Ada 811.604 kelahiran di Jepang pada tahun lalu. Angka ini merupakan rekor terendah sejak 1899.
Di sisi lain, angka kematian naik menjadi 1.439.809 jiwa. Hal ini menyebabkan penurunan populasi hingga 628.205 jiwa.
Selain itu, tingkat kesuburan keseluruhan turun selama enam tahun berturut-turut, menjadi 1,3. Tingkat kesuburan keseluruhan ini sendiri menggambarkan jumlah rata-rata anak yang lahir dari seorang wanita seumur hidupnya.
Jepang sendiri merupakan negara yang mengalami penuaan tercepat di dunia. Dengan angka kelahiran yang rendah, Tokyo saat ini mulai mengandalkan pekerja dari luar negeri.
Tak hanya Jepang, baru-baru ini Singapura juga mengalami kejadian serupa. pada 2021, angka kelahiran negara kota itu hanya mencapai 1,12 bayi per wanita. Angka ini tergolong sangat rendah bila dibandingkan dengan rata-rata global yang berkisar di angka 2,3.
Beberapa cara telah dilakukan Pemerintah Singapura untuk mengatasi hal ini. Sebelumnya pihak berwenang menawarkan insentif uang tunai 'bonus bayi' untuk menaikan angka kelahiran.
Selain itu, saat ini pusat keuangan Asia itu berencana mengizinkan para wanita lajang untuk membekukan sel telurnya mulai tahun depan. Hal ini untuk membuka kemungkinan bagi para wanita untuk hamil sekalipun saat tubuhnya tak lagi memproduksi sel telur. (*)